Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kerbau bisasanya dimanfaatkan tenaganya untuk membajak sawah dalam pertanian tradisional di Indonesia. Ada dua jenis kerbau di Indonesia, yaitu kerbau sungai dan kerbau lumpur, dikutip dari buku Keragaman Genetik Ternak Kerbau di Indonesia. Kerbau punya kebiasaan berkubang atau berendam lumpur.
Mengapa kerbau suka berkubang?
- Kerbau tidak tahan panas
Kerbau tak tahan cuaca panas. Suhu normal kerbau antara 38,2 derajat Celsius hingga 38,4 derajat Celsius. Untuk menjaga keseimbagan di lingkungannya, kerbau membutuhkan suhu sekitar 22 derajat Celsius hingga 30 derajat Celsius. Itu sebabnya kerbau suka berendam di lumpur atau berkubang untuk menjaga kestabilan suhu tubuhnya.
- Fisiologis kerbau
Mengutip publikasi berjudul Ternak Kerbau, kerbau memiliki kelenjar keringat yang sedikit, sekitar satu pertiga dari sapi. Mengutip Physiological Responses of Water Buffalo in the Florida Environment, pigmen kulit kerbau yang gelap mempengaruhi suhu tubuh yang lebih banyak menyerap kalori. Fisiologis itu yang menyebabkan kerbau suka berkubang.
- Koefisien tahan panas
Koefisien tahan panas cenderung rendah. Kerbau kesulitan melepaskan panas dari tubuhnya jika tak berendam dalam lumpur. Angka respirasi atau frekuensi pernapasan kerbau cenderung cepat bertambah jika terkena sinar matahari. Itu sebabnya kerbau sangat peka terhadap perubahan suhu di lingkungannya. Kerbau mampu mengembalikan suhu normal tubuhnya jika mendapat tempat berteduh atau berkubang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.