Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung atau ITB bekerjasama dengan Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources (KIGAM). Menurut Rektor ITB Reini D. Wirahadikusumah kerjasama itu dinilai strategis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sehubungan dengan aplikasinya untuk pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik termasuk teknologi recycling baterai,” kata Reini lewat keterangannya, Jumat, 8 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendanaan risetnya, menurut Reini, sedang diupayakan dari KIGAM dan pemerintah Korea Selatan. Ia pun berharap kolaborasi itu bisa tumbuh menghasilkan penemuan dan kesuksesan.
“Kedua belah pihak memiliki riwayat pertemanan yang panjang, minat di bidang sumber daya, dan komitmen atas kolaborasi penelitian,” kata Reini.
ITB dan KIGAM melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk tujuh bidang kerjasama terkait penelitian dan sumber daya. Penandatanganan kolaborasi berlangsung di Ruang Rapim A Gedung Rektorat ITB, Selasa 5 September 2023 oleh Reini Wirahadikusumah dan President of Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources Pyeong Koo Lee.
Reini mengaku optimistis dengan kolaborasi yang dijalin antara ITB dan KIGAM karena kesamaan tujuan, yakni penelitian demi kemajuan masyarakat dengan inovasi yang dihadirkan. Sementara Pyeong Koo Lee mengatakan, sebelumnya dia bertemu dengan beberapa orang perwakilan dari ITB di Korea Selatan pada Agustus 2023. Dia berharap agar kolaborasi selanjutnya bisa lebih luas, seperti dilakukan antar pemerintah atau antar perusahaan.
Kerjasama ITB dan KIGAM meliputi penelitian bersama tentang sumber daya mineral dan sumber daya sirkuler, melaksanakan kolaborasi penelitian eksplorasi dan penambangan mineral, serta riset bersama terkait teknologi metalurgi ekstraktif.
Penelitian bersama lainnya tentang eksplorasi dan pengembangan energi minyak bumi. Selain itu, akan ada juga pembentukan pusat penelitian bersama, pertukaran tenaga peneliti dan tenaga akademik lainnya, serta pertukaran informasi bidang minat kedua institusi.
Pilihan Editor: Alasan ITB dan Keluarga Mahasiswa Belum Undang Capres ke Kampus