Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Quebec - Unicorn adalah makhluk legenda yang menyerupai kuda bercula. Mungkin, hingga saat ini, tidak banyak yang tahu bagaimana legenda unicorn berasal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dorothy Ann Bray, pakar mitologi dari McGill University, Kanada, kisah unicorm muncul dari cerita warga. "Juga, interpretasi yang salah dari badak bercula," kata Bray, seperti dikutip dari laman Phys.org.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Legenda unicorn, Bray menjelaskan, pertama kali muncul dari sebuah buku fabel anonim berjudul Physiologus. Buku dari abad ke-2 yang dikompilasi di Alexandria, Mesir, ini memuat deskripsi tentang unicorn.
Kemudian, orang-orang abad pertengahan meminjam fabel tersebut dan dijadikan mitos. Para pengarang kisah Bestiary (fabel tentang hewan monster) abad pertengahan meluaskan makna unicorn menjadi simbol kristus dan kemurnian.
"Orang-orang abad pertengahan berpikir hanya seorang perawan yang bisa menjinakkan unicorn," kata Bray. Dan orang abad pertengahan percaya, cula unicorn bisa menetralkan racun dan menyembuhkan segala macam penyakit.
Lukisan "The gentle and pensive maiden has the power to tame the unicorn" karya Domenico Zampieri. (wikipedia.org)
Unicorn kembali ramai dibicarakan setelah tim ilmuwan gabungan dari Kazakhstan dan Rusia menemukan fosil hewan purba yang memiliki fitur fisik seperti unicorn, yakni memiliki cula di dahi. Namanya Elasmotherium sibiricum. Tapi jangan senang dulu. Penampakan unicorn yang pernah hidup sekitar 350 ribu tahun lalu sangat berbeda dengan yang ada dalam legenda dan mitologi.
Sebaliknya, penampilannya bisa dibilang lebih mirip badak. Hewan purbakala ini berbadan gempal, tapi berbulu lebat. Ilmuwan menyebutnya unicorn lantaran memang ada cula yang tumbuh di dahinya.
Andrei Valerievich Shpansky, ilmuwan dari Tomsk State University, Rusia, bersama Valentina Nurmagmbetovna Aliyassova dan Svetlana Anatolievna Ilyina, peneliti dari Pavlodar State Pedagogical Institute, Kazakhstan, mengungkap makhluk menyerupai unicorn ini dari fosil yang ditemukan di kawasan Siberia.
Studi yang terbit dalam American Journal of Applied Sciences ini berusaha mengungkap kondisi lingkungan pada era unicorn purba hidup. "Memahami masa lalu membuat prediksi kita tentang masa depan akan lebih akurat," ujar Shpansky, seperti dikutip dari laman Daily Mail.
Elasmotherium sibiricum, mamalia yang disebut sebagai unicorn zaman purba. (wikipedia.org)
Meski fosil culanya tidak pernah ditemukan, tapi menurut tim, tandung yang ada di dahi ini bisa tumbuh mencapai satu meter. Penemuan fosil ini bermula dari cerita Suku Tatar di Siberia tentang tanduk unicorn yang begitu besar hingga butuh kereta luncur untuk mengangkutnya.
Menurut Shpansky dan tim, fosil ini terawat dengan baik oleh alam saat ditemukan. "Tidak ada tanda-tanda digerogoti alam," ujarnya. Dari analisis kondisi fosil, menurut tim, iklim Siberia saat itu menyebabkan E. sibircum banyak yang mati. Hingga akhirnya mereka pindah ke daratan Kazahstan.
Simak artikel menarik lainnya tentang bukti keberadaan unicorn hanya di kanal Tekno Tempo.co.
AMERICAN JOURNAL OF APPLIED SCIENCES | PHYSORG | DAILY MAIL