Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Profil William Tanuwijaya Komisaris GoTo dan CEO Tokopedia, Pernah Jadi Penjaga Warnet

Gonjang-ganjoing PHK Massal GoTo. William Tanuwijaya, Komisaris GoTo dan CEO Tokopedia ini pernah menjadi penjaga warnet.

21 November 2022 | 15.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 1.300 karyawan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Mendapat pemutusan hubungan kerja atau PHK baru-baru ini. Pemangkasan sebanyak 12 persen tenaga kerja tersebut dilakukan di seluruh negara operasional GoTo, yakni Indonesia, Vietnam, Singapura, dan India.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan Perusahaan menghadapi tantangan ke depan,” bunyi pernyataan resmi perusahaan yang diterima Tempo pada Jumat, 18 November 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Disarikan dari berbagai sumber, GoTo merger dua perusahaan unicorn, Gojek dan Tokopedia. Perusahaan ini terbentuk pada 17 Mei 2021 lalu. Dengan bergabungnya dua perusahaan tersebut, kini Tokopedia dan Gojek merupakan anak perusahaan GoTo. Gojek dulunya adalah produk PT Aplikasi Karya Anak Bangsa yang didirikan Nadiem Makariem. Sedangkan Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya yang kini merupakan Komisaris & Co-Founder PT GoTo Gojek Tokopedia.

Baca: PHK Massal 1.300 Karyawan, Begini Kilas Balik Berdirinya GoTo Hasil Merger Gojek dan Tokopedia

Profil William Tanuwijaya, CEO Tokopedia dan Komisaris serta Pemilik Saham Terbesar GoTo

Melansir dari laman tokopedia.com, William Tanuwijaya lahir pada 11 November 1981 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. William, sapaannya, lahir dari keluarga yang pas-pasan secara ekonomi. Kendati begitu, orang tuanya sangat memedulikan pendidikan sang anak. Setamat dari SMA, ia pun dikirim ke Jakarta untuk berkuliah. Keluarga William percaya, dengan pendidikan yang lebih baik maka kehidupan lebih terjamin. Itu adalah pengalaman pertamanya hidup merantau di luar tanah kelahiran.

Namun ayah William jatuh sakit di tahun kedua perkuliahannya. Untuk menutupi biaya finansial hidup di Jakarta, dia harus bekerja sampingan. William menjadi penjaga shift malam di warung Internet atau warnet 24 jam di dekat lokasi kampusnya. Kerja di warnet memungkinkan dia mendapatkan akses internet gratis setiap harinya. Dari sanalah kecintaannya akan internet, khususnya dunia digital tumbuh.

 Setelah lulus kuliah pada 2003, William kemudian bekerja di beberapa perusahaan pengembang peranti lunak. Dia pernah bekerja di Bolehnet sebagai pengembang gim, serta bekerja di TelkomSigma dan Sqiva Sistem. Kemudian pada 2006, dia bekerja sebagai IT & Business Development Manager di Indocom Mediatama. Dari sanalah ide William timbul untuk membangun perusahaan internetnya sendiri.

Pada 2007, ide itu semakin terang. William ingin membuat platform bernama Tokopedia sebagai platform jual beli daring. Sayangnya, dia tak memiliki modal untuk mewujudkan idenya itu. William lantas mengajak temannya Leontinus Alpha Edison untuk mendirikan Tokopedia. Terinspirasi dari perusahaan internet dunia, alumni Bina Nusantara ini nekat memberanikan diri mencari pemodal. Namun itu bukan perkara mudah, William panen penolakan.

Namun, selama dua tahun berusaha mencari pemodal, kesempatan itu belum juga muncul. William harus menerima kenyataan. Belum banyak orang yang berani mempercayakan uangnya terhadap perusahaan internet kala itu. Tapi bukan itu cobaan terberatnya. Di tengah perjuangan William mencari investor, ayahnya divonis menderita penyakit kanker kronis. Itu artinya, dia harus menjadi tulang punggung keluarga. Tapi dia tak putus berasa dan berupaya menemukan pemodal.

Kesempatan itu datang pada 2009. Seorang pemodal mempercayakan uangnya pada William untuk mendirikan perusahaan berbasis internet itu. Pada 6 Februari 2009, perusahaan Tokopedia akhirnya berdiri. Platformnya menyusul diluncurkan ke publik pada 17 Agustus 2009. Sejak resmi diluncurkan, Tokopedia berhasil menjadi salah satu perusahaan internet Indonesia dengan pertumbuhan yang sangat pesat. Valuasinya kini mencapai lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat. Itu membuat perusahaan ini layak disebut sebagai unicorn.

William Tanuwijaya pun banyak mendapatkan penghargaan bergengsi. Pada 2016, William terpilih mewakili Indonesia sebagai Young Global Leader, World Economic Forum. Pun di 2019, William berhasil menyabet penghargaan Ernst & Young (EY) Entrepreneur of The Year.

Atas kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi dan teknologi di Indonesia, dia juga diganjar penghargaan Satyalancana Wira Karya oleh Presiden Republik Indonesia. Business Insider pada 2020 memasukkan William Tanuwijaya ke dalam daftar 100 People Transforming Business in Asia. Kini, William menjadi salah satu CEO terpopuler Indonesia versi LinkedIn.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus