Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kriing..., Awas Virus Ponsel!

28 Juni 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Graham Clueley, konsultan teknologi senior di Sophos-Antivirus, kaget bukan kepalang ketika sadar telepon selulernya kemasukan virus. Sejauh yang dia tahu, inilah virus ponsel pertama di dunia. Untung, virus ini tidak berbahaya. "Dia hanya membuktikan bahwa virus bisa disebarkan lewat ponsel," kata Clueley.

Virus Cabir menyerang ponsel yang menggunakan sistem operasi Symbian. Padahal saat ini Symbian dipakai hampir semua operator ponsel. Ketika HP terinfeksi, di layar ponsel terpampang tulisan "Caribe". Tiap saat ponsel dihidupkan, virus cacing tadi menghidupkan dirinya dan memindai area untuk menjejak ponsel lain yang bisa ditularinya, mengkopi dirinya, dan mengirimkannya ke ponsel lain. Persis virus cacing mencari korban barunya di daftar alamat e-mail.

"Kalau sudah begini, saya tidak heran, dalam beberapa bulan mendatang akan banyak serangan serupa," ujar Matt Piercy dari F-Secure. Cluley sendiri lebih memandangnya sebagai sesuatu yang "amat menarik" ketimbang harus dipikirkan sebagai ancaman serius pengguna ponsel. Lagipula, "Kelompok pembuat virus ini tidak punya niat menyebar virus jahat," kata Piercy.

Biar begitu, Piercy menyarankan agar tetap berhati-hati. Sebab, kalau sudah begini, virus seramah apa pun bisa jadi galak. Seperti virus komputer, virus yang jahat tadi bisa menghapus nomor kontak, bahkan data yang tersimpan di handset. "Kita perlu melindungi ponsel kita," tambah Piercy, "salah satunya dengan men-dowload firewall ke dalam handset."

Teleportasi Atom

Adalah Jean-Luc Picard dan Kapten Kirk yang memperkenalkan teknologi teleportasi. Itu lo, berpindah lokasi tanpa menggunakan medium apa pun. Cuma berdiri di sebuah alat, lalu, ziiing..., materi tubuh berubah jadi berukuran cahaya, dan sinar laser memindahkannya ke tempat tujuan. Sayangnya, teknologi begini baru sebatas mimpi dalam film serial tv kesohor Star Trek.

Kini Profesor Rainer Blatt mulai merealisasikan teknik Picard dan Kirk di alam nyata. Mereka berhasil membuktikan bahwa teleportasi terhadap atom bisa dilakukan. Biarpun masih jauh dari apa yang bisa dilakukan Star Trek, kemampuan memindahkan satu partikel ke partikel lainnya tanpa medium fisik merupakan lompatan besar ilmu pengetahuan.

Blatt yang profesor dari Universitas Innsbruck, Austria, menyebut bahwa prinsip dasar teleportasi berasal dari perilaku nyeleneh yang cuma terjadi pada benda berukuran atom, yang disebut entanglement. Dua partikel bisa punya perilaku berhubungan (keterkaitan secara fisiologi) biarpun mereka berada dalam posisi berjauhan. Albert Einstein menamakannya aksi dansa?spooky action.

Teleportasi yang dilakukan Blatt terjadi dalam hitungan milidetik. Ia berharap lompatan yang dibuatnya bisa jadi pembuka bagi penemuan komputer supercepat. Ketika data dan informasi diubah dalam paket-paket cahaya, dikirim dengan kecepatan cahaya, lalu tiba di tujuan dengan utuh. Siap-siap saja, Star Trek akan punya pesaing.

Jam Alarm

Kabar gembira bagi para lanjut usia alias manula. Sebuah tim ilmuwan Austria dan Inggris minggu lalu memperkenalkan perlengkapan untuk sistem pertolongan pertama bagi manula. Alat mungil bernama Supporting Independently Living Citizens ini mirip jam tangan biasa. Bedanya, ada sensor dan monitor yang bertugas mendeteksi kondisi pemakainya.

Disponsori Uni Eropa, tim peneliti yang dibantu ilmuwan Italia dan Spanyol itu perlu waktu tiga tahun buat menyelesaikan sistem alarm portabel berteknologi canggih ini. Alat ini dibuat setelah melalui jajak pendapat terhadap 70 pemakai potensial, 36 pekerja di bidang medis, termasuk ahli dari pusat pelayanan gawat darurat di seluruh Eropa.

Selama ini memang ada alat yang membantu para manula jika mengalami berbagai serangan sakit mendadak. Namun alarm alat ini harus dioperasikan dengan memencet tombol. Nah, jam tangan ala James Bond buatan tim peneliti ini menutupi kekurangan itu. Alat tersebut akan menjerit minta tolong ketika pemakainya mengalami masalah tanpa perlu memencet tombol. Cara kerjanya, jam ini menggunakan sistem sensor pendeteksi kondisi bahaya pada diri pemakai. Melalui monitoring, tekanan, suhu, dan tingkat kelembapan kulit diukur. Ketika sensor melihat ada perubahan mencolok, alarm pun aktif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus