Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Percayakah Anda bahwa proses hukum terhadap pimpinan Gerakan Aceh Merdeka di Swedia akan berjalan adil dan fair? 18 - 25 Juni 2004 | ||
Ya | ||
39.58% | 95 | |
Tidak | ||
50.83% | 122 | |
Tidak tahu | ||
9.58% | 7 | |
Total | 100% | 240 |
Pemerintah Indonesia pantas bergembira. Pentolan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang bermukim di Swedia, yaitu Presiden GAM Hasan Tiro, Perdana Menteri Malik Mahmud, dan Menteri Luar Negeri Zaini Abdullah, menjadi tersangka. Tuduhannya juga tak main-main: didakwa terlibat dalam pelanggaran berat hukum internasional.
Ketiganya ditangkap kejaksaan Distrik Stockholm dan kepolisian Swedia, 15 Juni 2004. Dalam penangkapan itu, penegak hukum Swedia menemukan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas GAM. Hanya, mereka mengaku mengalami kesulitan menganalisisnya karena beberapa dokumennya menggunakan bahasa Aceh. Polri pun berinisiatif mengirimkan penerjemah.
Kini, Indonesia juga mengupayakan dan menyiapkan kembali bukti-bukti baru yang menunjukkan GAM sebagai organisasi teroris internasional. ?Semua bukti baru yang terkait dengan kegiatan GAM, baik di Aceh maupun di tempat lain, sedang diupayakan dan disiapkan melalui tim kepolisian yang dikirim ke sana (Swedia),? kata Menteri Koordinator Polkam Ad Interim, Hari Sabarno, 17 Juni lalu.
Namun, mayoritas responden yang mengikuti jajak pendapat Tempo Interaktif meragukan pengadilan Swedia bisa berlangsung adil. Budi Kartidjo, responden asal Banda Aceh, mengatakan sulit mengharapkan pengadilan atas petinggi GAM ini bisa fair karena sikap pemerintah yang kurang tegas dan minimnya kepentingan Swedia di Indonesia.
Kini, kasus tiga petinggi GAM itu sedang berjalan. Pemerintah Indonesia, tentu saja, tidak bisa melakukan intervensi?selain memberikan bukti-bukti tambahan untuk menguatkan dakwaan. Akhirnya, dalam beberapa waktu ke depan, Indonesia hanya bisa menunggu hasil ketok palu dari hakim pengadilan Swedia.
Indikator Pekan Ini: Dalam minggu-minggu ini, kandidat serta tim sukses calon presiden dan wakil presiden menjejali masyarakat dengan aneka macam pesan sponsor. Pesan-pesan tentang ?Indonesia yang lebih baik? bertebaran di televisi, radio, media cetak, dan Internet. Ada yang sekadar sosialisasi nama dan nomor urut, tapi ada juga yang berupa kampanye visi dan program kalau terpilih dalam lima tahun ke depan. Minggu-minggu kampanye adalah masa bagi calon presiden dan wakil presiden merayu rakyat dengan aneka janji dan ?mimpi?. Apakah Anda akan menjadikan visi dan program yang disampaikan calon presiden dan wakil presiden sebagai pertimbangan saat pemilu presiden 5 Juli nanti? Kami tunggu pendapat Anda di www.tempointeraktif.com |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo