Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan telah menemukan spesies baru kumbang klik bioluminescent di hutan subtropis barat daya Cina. Peneliti menggambarkan spesies baru itu pekan ini dalam jurnal ZooKeys.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pada 2017, selama ekspedisi ke Yunnan barat di Cina, kami menemukan kumbang klik bioluminescent aktif senja dengan organ bercahaya tunggal di perut," ujar pemimpin peneliti Wen-Xuan Bi, yang juga seorang ahli kumbang di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, dikutip Upi, Selasa, 23 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada sekitar 10.000 spesies dalam keluarga kumbang klik, Elateridae, tapi hanya 200 atau lebih yang diketahui memancarkan cahaya, atau sekitar 2 persen. Berkat para peneliti di Cina, daftar spesies kumbang klik bioluminescent sekarang sedikit lebih lama untuk bisa disaksikan.
Penempatan sumber cahaya bervariasi di antara kumbang klik yang bersinar, yang semuanya memiliki tiga segmen toraks. Banyak spesies memancarkan cahaya dari segmen depan. Beberapa memancarkan dari kedua bagian belakang. Hanya beberapa yang memancarkan cahaya hanya dari segmen belakang.
"Investigasi morfologis dalam kombinasi dengan analisis molekuler berdasarkan 16 gen menunjukkan bahwa takson kami bukan hanya spesies baru dalam genus baru. Tapi juga mewakili sub-famili yang sama sekali baru dari kumbang klik," kata rekan penulis studi Xue-Yan Li. "Kami memilih nama Sinopyrophorus untuk genus baru, dan sub-famili baru disebut Sinopyrophorinae."
Spesies baru, Sinopyrophorus schimmeli, adalah kumbang klik bioluminescent pertama yang ditemukan di Asia. Para peneliti melakukan analisis morfologis dan molekuler dari spesies baru ini untuk menentukan hubungannya dengan spesies lain dalam keluarga Elateridae.
Penelitian baru menunjukkan bahwa spesies baru adalah bagian dari garis keturunan unik kumbang klik bioluminescent, hanya jauh terkait dengan kumbang klik pemancar cahaya lainnya.
"Dengan kata lain, ada kemungkinan lebih banyak spesies kumbang klik bioluminesen Asia menunggu untuk ditemukan," tutur Xue-Yan Li.
UPI | ZOOKEYS