Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menargetkan menyerahkan bibit vaksin ke industri atau pabrik vaksin pada awal 2022. LIPI adalah satu di antara sejumlah lembaga dan instansi yang tergabung dalam program Vaksin Merah Putih yang mendorong kemandirian Indonesia dalam produksi vaksin Covid-19.
"Yang akan diserahkan ke industri adalah klon sel mamalia yang memenuhi standar cGMP (current Good Manufacturing Practice atau Cara Pembuatan Obat yang Baik)," kata Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto, kepada ANTARA di Jakarta, Selasa 16 Maret 2021.
Dia menjelaskan, klon sel mamalia tersebut yang telah dipastikan mampu mengekspresikan protein pada virus secara stabil dan sudah terkarakterisasi genetik, performa, dan stabilitasnya. Performa berkaitan dengan banyak protein yang dapat dihasilkan, sedangkan stabilitas berkenaan dengan tetap mampu memproduksi jumlah protein yang serupa setelah beberapa generasi sel.
Untuk uji praklinis, Wien menambahkan, produksi protein cukup dengan ekspresi transien dengan standar Good Laboratory Practice (GLP). "Proteinnya otomatis perlu dipurifikasi dan dikarakterisasi juga," ujar Wien.
Jika klon sel mamalia sudah diserahkan, Wien menerangkan, industri yang akan memproduksi proteinnya secara cGMP, diformulasi dengan adjuvan yang dipilih, untuk kemudian dilakukan uji klinis. Dia mencontohkan, efikasi vaksin Novavax yang berbasis protein rekombinan bisa mencapai 96 persen karena menggunakan adjuvan Novavax, yakni Matrix-M.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami belum tahu apakah kandidat vaksin LIPI nanti akan diserahkan ke Bio Farma," katanya. Menurut dia, Bio Farma mungkin akan menunggu hasil uji praklinis terlebih dahulu sebelum bersedia menerimanya.
Sebelumnya, LIPI mengembangkan bibit vaksin Merah Putih dengan platform protein rekombinan fusi. Ini mirip dengan yang sedang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dalam program yang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada perbedaan dari segi konstruksinya, karena ketika berbicara tentang suatu vaksin atau bahan baku obat kita sering melakukan modifikasi dari sesuatu untuk meningkatkan khasiat, efek atau respons imun," kata Manajer Laboratorium Bio Safety Level-3 LIPI Ratih Asmana Ningrum.