Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Masa jaya elektronika amerika

Dengan penemuan teknologi dsp (digital signal processing), industri elektronik amerika siap bersaing dengan jepang. pada 1992 nilai penjualan dsp chip sekitar rp 2,2 trilyun di amerika.

25 April 1992 | 00.00 WIB

Masa jaya elektronika amerika
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
RAKSASA-raksasa elektronik Amerika mulai bangkit dari tidurnya yang panjang. Mereka kini bersiap menantang raksasa Jepang yang pernah menyodok dan menyingkirkan mereka dari gelanggang industri elektronik sekitar dua puluh tahun lalu. Mereka ingin mengembalikan kejayaan Amerika, dengan merebut pangsa pasar senilai US$ 200 milyar, sekitar Rp 200 trilyun, per tahun dari tangan Jepang. Kebangkitan industri elektronik Amerika, seperti dilaporkan majalah Fortune edisi 20 April lalu, telah memperlihatkan isyarat yang jelas. Pelbagai produk elektronik Amerika, menurut majalah bisnis itu, lebih unggul mutunya dari barang-barang Jepang. "Produk-produk unggul itu kini mulai diluncurkan," tulis majalah itu. Salah satu produk andalan Amerika adalah komputer multimedia yang bentuknya seperti komputer pribadi (PC) biasa. Namun, bisa melayani macam-macam keperluan: alat musik, alat pengiriman faksimil, penerima paket data elektronik, di samping pemakaian sebagai komputer. Yang istimewa, komputer multimedia ini harganya tak sampai US$ 1.000 atau sekitar Rp 2 juta. Barang andalan lainnya berupa pesawat telepon seluler yang cantik, MicroTac Life Digital Personal Communicator dari Motorola. Pesawat telepon tanpa kabel ini diklaim sebagai yang paling ringan dan mungil. Suara yang muncul di situ ditanggung jernih tanpa gangguan. Harganya US$ 1.200, sekitar Rp 2,4 juta per unit. Industri telekomunikasi rupanya menjadi andalan Amerika. Di samping pesawat telepon seluler itu pengamat industri AS pun menjagokan mesin penjawab telepon model AT&T 1337 sebagai komoditi yang bakal menyapu barang Jepang. AT&T 1337 ini tak dilengkapi dengan pita magnet untuk merekam pesan-pesan telepon. Sebagai gantinya, AT&T memasang chip yang mampu merekam pesan tujuh menit -- panjang pesan rata-rata orang Amerika. Lebihnya lagi, mesin itu bisa dirancang lebih mungil. Masih di jalur telekomunikasi, Amerika punya jago pesawat telepon bergambar (videophone) mutakhir buatan AT&T. Pesawat telepon ini bisa menghadirkan gambar 210 frame per detik, jauh di atas kemampuan buatan Jepang (TEMPO, 18 April 1992). Di luar jalur itu AS juga melahirkan alat musik synthesizer DPM3SE buatan Peavy Elecronics Co., dan dalam 34 tahun mendatang industri Amerika bakal mendului Jepang meluncurkan produk masal HDTV, jenis pesawat TV yang punya ketajaman setara dengan gambar film di layar lebar. Kunci keberhasilan industri elektronik Amerika itu, seperti ditulis Fortune, bertumpu pada teknologi paling mutakhir yang disebut DSP (Digital Signal Processing). Penemuan DSP itu kini disebut-sebut sebagai tonggak yang menandai lompatan besar bahkan dikatakan sama pentingnya dengan penemuan chip, komponen yang menjadi sel otak pada komputer, dua puluhan tahun silam. Dalam perkembangannya kini, DSP siap diterapkan di pelbagai bidang, termasuk di dunia penerbangan dan auto mobil. Secara sederhana, DSP itu tugasnya mengubah sinyal-sinyal elektrik analog, yang mengangkut gelombang suara atau citra visual menjadi sinyal digital yang terputus-putus, yang bisa dimengerti oleh bahasa komputer. Peran teknologi DSP itu jadi sangat menonjol karena sanggup mengubah sinyal analog itu sekaligus dalam jumlah yang sangat besar dan mentranformasikan dalam pelbagai macam keperluan. Manfaat DSP itu bisa ditengok pada jaringan telepon seluler yang menggunakan gelombang radio sebagai sarana pengiriman gelombang suara. Dengan sitem analog, satu jalur frekuensi hanya bisa melayani satu percakapan. Dengan DSP, gelombang radio pembawa pesan suara itu bisa "dimanfaatkan". Alhasil, berkat DSP kini satu jalur bisa dipakai dua-tiga percakapan. Urusan mengubah sinyal analog menjadi digital itu adalah pekerjaan besar dan rumit. Maka industri elektronik merancang chip khusus yang bertugas menangani urusan itu, dan disebut DSP chip. Sejak awal 1980-an, Jepang dan AS bersaing membuat DSP chip, komponen yang kini terbukti sangat strategis itu. Mulamula Jepang bisa unggul dan menguasai pasar domestik Amerika sampai 93%. Namun, belakangan keadaan berbalik. Dengan dimotori Motorola, Amerika kini balik memukul Jepang. Amerika kini menguasai 93,5% DSP chip di pasar domestik dan mulai mengekspornya ke Jepang. Bisnis DSP chip itu tampak marak luar biasa maju. Pertumbuhannya di tahuntahun belakangan sampai 30% -- tiga kali lipat dibandingkan dengan chip biasa, dan angka itu akan berlipat ganda pada tahun-tahun mendatang. Pada 1992 ini nilai penjualan DSP chip ditaksir sampai US$ 1,1 milyar, sekitar Rp 2,2 trilyun, di Amerika saja. Angka itu bakal menggembung sampai Rp 8 trilyun pada 1996 nanti. Pemakaian DSP itu kini mulai merembet ke mobil. Chevrolet, misalnya, memanfaatkan teknologi ini untuk menjinakkan suara knalpot. Di dalam ruang knalpot, DSP mengatur aliran arus gas buang agar tak menimbulkan suara berisik. Teknologi ini telah pula dipakai untuk mengontrol sistem suspensi mobil agar tak berguncang bila roda melanggar lubang di jalan. Teknologi DSP itu berkembang berkat dukungan rangkaian logika yang disusun berdasarkan algoritmik. Para ahli komputer Israel dan imigran dari bekas Uni Soviet kabarnya banyak berjasa kepada industri DSP Amerika. Maka, di luar Amerika, industri DSP chip itu berkembang pesat pula di Israel dan tak mustahil bila Israel memanfaatkannya untuk membangun persenjataan yang lebih canggih. Amerika kini boleh menepuk dada karena di berada depan dalam pemasaran produk elektronik. Tapi siapa tahu Jepang diam-diam juga akan bangkit menampilkan produk serupa dengan harga lebih murah? Putut Trihusodo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus