Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak hal yang menarik untuk dieksplorasi terkait bir, mulai dari rasa hingga proses pembuatannya. Namun, satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa botol bir cenderung memiliki warna gelap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun botol bir hadir dalam berbagai warna, namun banyak dari botol-botol tersebut cenderung memiliki warna gelap. Ternyata ada alasan kuat di balik pilihan warna gelap yang mungkin terlewatkan oleh sebagian besar penikmat bir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada awalnya, produsen bir menggunakan kaca sebagai bahan pembuatan botol karena diyakini mampu menjaga cairan bir tetap segar dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun, kemudian mereka menyadari bahwa penggunaan kaca bening bukanlah pilihan yang tepat untuk bir.
Botol kaca bening menjadi masalah karena paparan sinar matahari dapat menyebabkan bir dengan cepat menjadi asam. Hal ini mengakibatkan perubahan pada rasa dan aroma bir.
Setelah melakukan penelitian mendalam tentang alasan mengapa bir menjadi rusak dengan cepat ketika disimpan dalam botol kaca, ditemukan bahwa sinar ultraviolet (UV) bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
Sinar UV tersebut menguraikan asam yang berasal dari hop, yang pada akhirnya menghasilkan bir dengan tekstur yang tidak diinginkan. Anda mungkin penasaran bagaimana sebenarnya cahaya bisa merusak bir Anda.
Dilansir dari laman Beergift.org, hal itu disebut sebagai efek fotokimia sinar matahari atau sinar UV pada bir. Karena rasa bir berkaitan langsung dengan bahan-bahannya, segala sesuatu yang terkait dengan proses pembuatannya dapat mempengaruhinya.
Bahkan setelah dikemas dan disimpan, rasa bir bisa berubah secara drastis, terutama ketika terkena cahaya dan panas. Paparan panas dapat mempercepat oksidasi semua elemen di dalam bir, yang menghasilkan rasa atau aroma seperti "kardus", "kertas basah", atau "seperti sherry".
Di sisi lain, paparan cahaya pada bir bisa menghasilkan aroma dan rasa yang tidak sedap, seperti "skunk-like", "catty", atau "lightstruck". Seiring waktu, rasa bir cenderung berkurang dan mungkin menjadi datar.
Ini berarti rasa pahitnya bisa berubah menjadi manis, bahkan Anda mungkin merasakan rasa seperti toffee ketika meminum bir.
Cahaya memiliki efek merugikan pada bir, terutama dengan energi cahaya yang lebih tinggi, yang biasanya memiliki panjang gelombang lebih pendek. Sinar UV tidak hanya merusak senyawa kimia dalam bir, tetapi juga dapat mengakibatkan degradasi rasa dan aroma.
Botol berwarna gelap membantu mengurangi risiko ini dengan memberikan lapisan perlindungan ekstra terhadap paparan sinar UV. Ini memungkinkan bir untuk tetap segar dalam hal rasa dan aroma, memberikan pengalaman menikmati bir yang lebih konsisten bagi konsumen.
Bagi produsen bir, menjaga kualitas produk adalah prioritas utama. Botol berwarna gelap berperan penting dalam menjaga integritas bir dari proses produksi hingga konsumsi akhir.
Dengan menyediakan lingkungan penyimpanan yang lebih stabil dan terlindungi, botol berwarna gelap membantu memastikan bahwa bir tetap dalam kondisi optimal saat sampai di tangan konsumen.
Pilihan Editor: Pria Ini Membangun Bangunan dari 8.500 Botol Bir