Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Mengapa Botol Bir Berwarna Gelap?

Botol kaca bening menjadi masalah karena paparan sinar matahari dapat menyebabkan bir dengan cepat menjadi asam.

21 Mei 2024 | 06.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Botol terlihat saat sedang diisi bir Line Blue, yang dibuat dengan ganggang spirulina, di tempat pembuatan bir Hoppy Urban Brew (HUB) di Roubaix dekat Lille, Prancis, 31 Januari 2022. REUTERS/Ardee Napolitano

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak hal yang menarik untuk dieksplorasi terkait bir, mulai dari rasa hingga proses pembuatannya. Namun, satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa botol bir cenderung memiliki warna gelap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun botol bir hadir dalam berbagai warna, namun banyak dari botol-botol tersebut cenderung memiliki warna gelap. Ternyata ada alasan kuat di balik pilihan warna gelap yang mungkin terlewatkan oleh sebagian besar penikmat bir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada awalnya, produsen bir menggunakan kaca sebagai bahan pembuatan botol karena diyakini mampu menjaga cairan bir tetap segar dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun, kemudian mereka menyadari bahwa penggunaan kaca bening bukanlah pilihan yang tepat untuk bir.

Botol kaca bening menjadi masalah karena paparan sinar matahari dapat menyebabkan bir dengan cepat menjadi asam. Hal ini mengakibatkan perubahan pada rasa dan aroma bir.

Setelah melakukan penelitian mendalam tentang alasan mengapa bir menjadi rusak dengan cepat ketika disimpan dalam botol kaca, ditemukan bahwa sinar ultraviolet (UV) bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

Sinar UV tersebut menguraikan asam yang berasal dari hop, yang pada akhirnya menghasilkan bir dengan tekstur yang tidak diinginkan. Anda mungkin penasaran bagaimana sebenarnya cahaya bisa merusak bir Anda.

Dilansir dari laman Beergift.org, hal itu disebut sebagai efek fotokimia sinar matahari atau sinar UV pada bir. Karena rasa bir berkaitan langsung dengan bahan-bahannya, segala sesuatu yang terkait dengan proses pembuatannya dapat mempengaruhinya.

Bahkan setelah dikemas dan disimpan, rasa bir bisa berubah secara drastis, terutama ketika terkena cahaya dan panas. Paparan panas dapat mempercepat oksidasi semua elemen di dalam bir, yang menghasilkan rasa atau aroma seperti "kardus", "kertas basah", atau "seperti sherry".

Di sisi lain, paparan cahaya pada bir bisa menghasilkan aroma dan rasa yang tidak sedap, seperti "skunk-like", "catty", atau "lightstruck". Seiring waktu, rasa bir cenderung berkurang dan mungkin menjadi datar.

Ini berarti rasa pahitnya bisa berubah menjadi manis, bahkan Anda mungkin merasakan rasa seperti toffee ketika meminum bir.

Cahaya memiliki efek merugikan pada bir, terutama dengan energi cahaya yang lebih tinggi, yang biasanya memiliki panjang gelombang lebih pendek. Sinar UV tidak hanya merusak senyawa kimia dalam bir, tetapi juga dapat mengakibatkan degradasi rasa dan aroma.

Botol berwarna gelap membantu mengurangi risiko ini dengan memberikan lapisan perlindungan ekstra terhadap paparan sinar UV. Ini memungkinkan bir untuk tetap segar dalam hal rasa dan aroma, memberikan pengalaman menikmati bir yang lebih konsisten bagi konsumen.

Bagi produsen bir, menjaga kualitas produk adalah prioritas utama. Botol berwarna gelap berperan penting dalam menjaga integritas bir dari proses produksi hingga konsumsi akhir.

Dengan menyediakan lingkungan penyimpanan yang lebih stabil dan terlindungi, botol berwarna gelap membantu memastikan bahwa bir tetap dalam kondisi optimal saat sampai di tangan konsumen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus