Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sel punca atau yang dikenal juga sebagai sel induk adalah jenis sel khusus yang memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri dan diferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang berbeda di dalam tubuh manusia. Stem cell memiliki peran penting dalam perkembangan dan pemeliharaan organisme, serta memiliki potensi besar dalam pengobatan regeneratif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada beberapa jenis sel punca yang dapat ditemukan dalam tubuh manusia. Salah satunya adalah sel punca embrio, yang ditemukan dalam embrio yang sedang berkembang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sel punca embrio memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel dalam tubuh manusia. Namun, penggunaan sel punca embrio dalam penelitian dan pengobatan seringkali kontroversial karena melibatkan penghancuran embrio yang berkembang.
Namun demikian, seperti dilansir dari laman stemcell.fkkmk.ugm.ac.id, sel punca embrionik berasal dari embrio atau blastokist yang memiliki umur empat hingga lima hari. Telur tersebut akan mengalami pembuahan, tetapi tidak dilakukan implantasi ke rahim, sel punca embrionik umumnya berasal dari prosedur pembuahan in vitro, sehingga dengan kata lain bakal janin tersebut belum ditanam pada rahim wanita. Sel punca embrionik yang diekstraksi dari bakal janin tersebut yang digunakan sebagai bahan dasar dari berbagai studi dan terapi.
Selain sel punca embrio, terdapat juga sel punca dewasa atau sel punca mesenkimal. Sel punca dewasa terdapat di berbagai jaringan dan organ dalam tubuh manusia, seperti sumsum tulang, kulit, otak, dan hati. Meskipun sel punca dewasa memiliki kemampuan diferensiasi yang lebih terbatas dibandingkan sel punca embrio, mereka tetap memiliki potensi untuk meregenerasi dan memperbaiki jaringan yang rusak atau terluka.
Potensi penggunaan sel punca dalam pengobatan regeneratif sangat menjanjikan. Dalam konteks penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes, Parkinson, atau Alzheimer, sel punca dapat digunakan untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau hilang, sehingga memperbaiki fungsi organ yang terkena. Sel punca juga digunakan dalam penelitian untuk memahami lebih lanjut mekanisme perkembangan dan penyakit, serta untuk menguji efek obat-obatan baru.
Meskipun memang memiliki fungsi regenerasi, tetapi aktivitas tersebut membutuhkan rangsangan dari jaringan sekitarnya. Oleh karena itu, sel punca tidak dapat digunakan untuk menumbuhkan kembali bagian tubuh yang telah diamputasi atau organ yang telah diambil.
Namun, penggunaan sel punca dalam pengobatan masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Banyak tantangan dan pertanyaan etis yang terkait dengan penggunaan sel punca, terutama dalam hal penggunaan sel punca embrio. Oleh karena itu, penelitian dan penggunaan sel punca harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan regulasi yang berlaku.
Sementara itu, di Indonesia penggunaan sel punca diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Undang-undang ini mengatur penggunaan sel punca, termasuk penggunaan sel punca embrio yang diizinkan dalam konteks penelitian dan pengobatan tertentu. Namun, penggunaan sel punca harus melalui prosedur dan persetujuan yang ketat serta mengikuti prinsip-prinsip etis yang berlaku.
Lebih lanjut, seperti dilansir dari laman rscm.co.id, berdasarkan SK Menteri Kesehatan nomor HK.02.02/I/0197/2020 memberi mandat untuk RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit penyelenggara penelitian berbasis pelayanan terapi sel punca. Sebagai upaya untuk menjalankan dan mendukung tugas tersebut, sejak 2010 telah dibentuk Instalasi Pelayanan Terpadu (IPT) Teknologi Kedokteran Sel Punca (stem cell) berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan PT. Kimia Farma, Tbk.
Dalam kesimpulannya, sel punca merupakan sumber daya penting dalam pengobatan regeneratif dan penelitian ilmiah. Potensi dan manfaat penggunaan sel punca dalam pengobatan penyakit degeneratif sangatlah besar. Namun, penggunaan sel punca harus dilakukan dengan etika dan berlandaskan regulasi yang berlaku, serta terus melalui penelitian yang cermat untuk memahami sepenuhnya potensi dan batasan dari teknologi ini.
RSCM | STEMCELL | UGM
Pilihan editor :
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.