Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Sel Punca Embrionik Potensial Memperbaiki Organ Manusia yang Rusak, Tapi...

Di atas kertas, sel punca embrio memiliki potensi luar biasa karena mereka dapat memperbanyak diri secara tak terbatas.

21 Mei 2023 | 13.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sel punca embrio (ESC) atau yang juga dikenal dengan embryonic stem cell adalah jenis sel punca yang diperoleh dari embrio manusia yang masih dalam tahap awal perkembangannya.

Seperti dilansir dari laman prostem, sel punca embrio (ESC) atau yang juga dikenal dengan embryonic stem cell adalah jenis sel punca yang diperoleh dari embrio manusia yang masih dalam tahap awal perkembangannya. Sel punca embrio memiliki potensi luar biasa karena mereka dapat memperbanyak diri secara tak terbatas dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan hampir semua jenis sel dalam tubuh manusia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan status sel punca embrio yang masih sebagai sel pemula tubuh manusia, hal tersebut menyebabkan mereka memiliki sifat yang tidak terdiferensiasi dan belum matang dan terspesialisasi, sehingga sel punca embrio masih menjadi jenis sel lain di dalam tubuh. Dengan kata lain, pada tingkat embrio, sel punca embrio dapat berkembang biak dan terdiferensiasi menjadi organ, tulang, dan otot.

Sumbangan Sukarela 

Proses mendapatkan sel punca embrio melibatkan pengambilan sel-sel dari embrio yang dihasilkan melalui fertilisasi in vitro. Embrio yang digunakan untuk tujuan ini biasanya berasal dari sumbangan sukarela pasangan yang menjalani prosedur fertilisasi in vitro. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, seperti dilansir dari laman ncbi.nlm.nih.gov menyebut bahwa sel punca pertama kali diisolasi dalam laboratorium pada 1998. Di bawah pengawasan yang berada dalam standar internasional, sel punca embrionik dapat menunjukkan kemampuan yang mengesankan dalam memperbarui diri mereka secara terus-menerus.  

Lebih lanjut dan masih dilansir dari laman yang sama, penelitian yang dilakukan oleh Thomas Okarma dan Ron McKay menunjukkan bahwa garis sel punca embrionik yang dibuat dari satu sel dapat berkembang biak hingga 300 sampai dengan 400 sel. Bahkan melalui penelitian itu pula juga menyebut bahwa sel punca embrionik manusia yang telah disimpan selama 2 tahun memiliki sifat yang masih stabil dan dapat menjadi pengganti yang wajar terhadap kromosom.  

Sel punca embrio memiliki potensi besar dalam bidang penelitian dan pengembangan terapi regeneratif. Mereka dapat digunakan untuk memahami lebih lanjut tentang perkembangan embrio dan mekanisme diferensiasi sel dalam tubuh manusia. Dalam pengobatan, sel punca embrio dapat digunakan untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau mati dalam tubuh, dengan harapan memperbaiki atau menyembuhkan berbagai kondisi medis.

Kontroversi Etis Tajam: Hak Hidup dan Status Moral Embrio 

Namun, penggunaan sel punca embrio juga menuai kontroversi etis. Pengambilan sel punca embrio melibatkan penghancuran embrio yang berpotensi memicu perdebatan tentang hak hidup dan status moral embrio. Kontroversi ini telah menyebabkan pembatasan dan regulasi ketat dalam penggunaan sel punca embrio di beberapa negara. 

Meskipun demikian, penelitian terus dilakukan untuk mencari alternatif penggunaan sel punca yang tidak melibatkan embrio, seperti penggunaan sel punca pluripoten induksi (iPSC) yang diperoleh melalui rekayasa genetika. iPSC adalah sel-sel dewasa yang diubah genetikanya untuk menyerupai sel punca embrio, sehingga memiliki kemampuan yang serupa dalam diferensiasi sel. 

Penggunaan sel punca embrio dalam pengobatan masih dalam tahap penelitian dan pengembangan yang intensif. Banyak tantangan yang perlu diatasi, seperti masalah keamanan, efisiensi produksi, dan pengendalian diferensiasi sel. Namun, potensi besar yang dimiliki oleh sel punca embrio dalam penyembuhan dan perbaikan jaringan menjadikan mereka sebagai subjek penelitian yang menarik. 

Dengan kata lain, sel punca embrio adalah jenis sel punca yang diperoleh dari embrio manusia dalam tahap awal perkembangannya. Meskipun memiliki potensi besar dalam penelitian dan pengembangan terapi regeneratif, penggunaan sel punca embrio juga menimbulkan kontroversi etis. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk mencari alternatif penggunaan sel punca yang lebih dapat diterima secara etis dan tetap efektif dalam pengobatan manusia. 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.







Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus