Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kairo - Seekor paus biru pekan lalu muncul di Laut Merah, yang memisahkan Mesir, Sudan, dan Eritrea dari Jazirah Arab, sebagaimana dilaporkan Live Science, 31 Mei lalu.
Baca: Bisakah Suara Paus Biru Bisa Cegah Mereka dari Kepunahan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini pertama kalinya paus biru pernah dilihat di Laut Merah, menurut pernyataan dari Menteri Lingkungan Hidup Mesir Khaled Fahmy, seperti yang dilaporkan oleh outlet berita Mesir Independent.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Surat kabar Israel juga melaporkan bahwa paus itu telah lewat dekat dengan kota Laut Merah Israel, Eilat.
Paus biru muncul di seluruh dunia, dan tidak terbatas pada air laut tertentu, menurut World Wildlife Foundation (WWF).
Namun, mamalia besar ini cenderung bermigrasi ke perairan kutub yang lebih dingin di musim panas, dan menghindari daerah pantai dangkal sepanjang tahun.
Sejauh ini, para ilmuwan bingung dengan apa yang menyebabkan hewan ini berenang di rute khusus ini. Kemungkinan tersesat atau sakit, menurut laman Mother Nature Network.
Ada juga kemungkinan bahwa ia menemukan dirinya terperangkap di dalam perbatasan sempit Laut Merah. Para peneliti akan berusaha untuk tetap mengawasi paus ini, meskipun saat ini tidak ada rencana untuk membantunya.
Paus biru adalah hewan terbesar yang pernah ada, menurut WWF. Mereka biasanya tumbuh antara 80 dan 100 kaki (24 hingga 30 meter), kata WWF, dan sering ditemukan dalam kelompok.
Paus biru ini panjangnya sekitar 80 kaki (24 meter), dan sendirian. Pihak berwenang Mesir mengatakan paus itu tidak berbahaya, tetapi orang-orang tidak boleh mendekatinya.
LIVE SCIENCE | MOTHER NATURE NETWORK