Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LIMBAH asap dari proses pembakaran tempurung kelapa dalam produksi arang masih memiliki nilai ekonomi jika diolah menjadi asap cair (liquid smoke). Potensi itu ditangkap oleh lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, dengan merancang alat pembuat asap cair yang lebih produktif.
Alat tersebut dirancang oleh Arsyika Oktaviani, Sellyan Lorenza Olanda Putri, dan Firda Pramesti dari Jurusan Teknologi Industri Pertanian bersama Arta Harianti dan M. Fathussalam dari Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, di bawah bimbingan dosen Angky Wahyu Putranto. Mereka menamai ciptaannya Liquid Smoke Grade A from Coconut Shell-Distillation Cyclone, yang disingkat Morico Disco.
Para mahasiswa tingkat akhir itu tergugah membuat Morico Disco setelah turun ke lapangan menyaksikan produksi arang batok kelapa di Usaha Kecil Menengah Tunggal Putra. Di pabrik arang batok kelapa di Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu asap cair menjadi produk sampingan dari arang kasar yang menjadi bahan baku briket dan arang halus untuk pembuatan dupa dan obat nyamuk bakar.
Inovasi - Pembuat Asap Cair Batok Kelapa -Ilustrasi: Djunaedi
Asap cair yang dihasilkan tidak maksimal dan berkualitas grade C karena UKM Tunggal Putra menggunakan metode konvensional dalam memproduksinya. ”Ruang pembakarannya terbuka sehingga kebocoran asapnya tinggi. Selain itu, masih menggunakan bambu untuk media pengalir asap,” ujar Arsyika Oktaviani, yang memimpin tim itu. Masyarakat sekitar kerap mengeluh karena pabrik itu menebar polusi asap.
Para mahasiswa merancang Morico Disco selama empat bulan dengan dana dari Program Kreativitas Mahasiswa dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebesar Rp 8 juta. Alat yang dominan menggunakan material besi dan baja antikarat itu bekerja dengan prinsip distillation (penyulingan) dan cyclone, yang akan memisahkan fraksi berat asap (tar) dengan fraksi ringan (gas).
Menurut Arsyika, kinerja Morico Disco telah diuji di Bengkel Inovasi Anak Negeri. Selain bersifat ramah lingkungan, alat ini mampu mempersingkat waktu produksi dari 120 jam dengan metode konvensional menjadi 48 jam. Produktivitas asap cair grade C juga meningkat dari 50 liter menjadi 100 liter, dari bahan baku batok kelapa sebanyak 3 ton. Morico Disco juga dapat menghasilkan asap cair grade A sebanyak 65 liter.
Harga asap cair berkisar Rp 30 ribu per liter untuk grade C dan Rp 65 ribu per liter untuk grade A. Asap cair grade C yang berwarna cokelat tua digunakan untuk mengawetkan kayu dan karet, asap cair grade B untuk bahan insektisida atau pembasmi hama, sedangkan grade A atau yang tertinggi merupakan bahan pengawet alamiah makanan yang bisa menggantikan formalin.
Arsyika mengatakan penelitian timnya masih dilanjutkan dengan melakukan kerja sama manajemen dengan dinas terkait. Mereka juga sedang melakukan penjajakan untuk komersialisasi alat. Arsyika tidak dapat menyebutkan berapa harga Morico Disco jika kelak sudah tersedia di pasar. Sebagai gambaran, mesin pembuat asap sejenis ini harganya sekitar Rp 20 juta.
DODY HIDAYAT
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo