Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Peneliti BRIN Dorong Pemakaian Tanaman Mimba untuk Pestisida, Begini Caranya Berantas Hama

Meski potensinya besar, pengolahan biji mimba yang umumnya berasal dari Lombok Timur itu memerlukan teknik yang tepat, agar jadi pestisida yang bagus

8 Desember 2024 | 21.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pekerja menyemprot cairan pestisida pada tanaman sayuran saat Gunung Sinabung mengeluarkan abu vulkanik di Kabupaten Karo, Sumatera utara, (15/9). REUTERS/YT Haryono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Zoologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dodin Koswanudin, mengatakan pestisida berbasis mimba bisa menjadi solusi efektif dan ramah lingkungan untuk membasmi hama serangga. Bila dipakai sebagai pembasmi hama, mekanisme kerja mimba (Azadirachta indica) dianggap unik karena bisa sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pestisida nabati ini aman bagi musuh alami hama, seperti predator dan parasitoid, yang sangat penting dalam ekosistem pertanian,” katanya melalui keterangan tertulis pada Ahad, 8 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Dodin, daun, biji, dan kulit kayu mimba mengandung senyawa aktif, salah satunya azadirachtin yang bisa menjadi insektisida alami. Dibanding racum kimia sintetik, pestisida mimba lebih ampuh menghalangi tumbuh kembang hama. Mimba mengurangi daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, serta proses ganti kulit serangga. Bahan alami ini juga menghambat kopulasi dan komunikasi seksual, menurunkan daya tetas telur, dan menghambat pembentukan kitin.

Sebagai insektisida, dia meneruskan, mimba juga memiliki efek antifungal dan antimikroba yang dapat membantu mengendalikan penyakit tanaman. “Kami menemukan biji mimba efektif tidak hanya untuk mengendalikan serangg, tetapi juga penyakit yang disebabkan jamur,” kata dia.

 

Bagaimana Racikan Pestisida Mimba?

Meski potensinya besar, pengolahan biji mimba yang biasanya berasal dari Lombok Timur itu memerlukan teknik yang tepat. Agar bisa menjadi pestisida nabati, sebanyak 50 gram serbuk biji mimba harus dicampur dengan 1 liter air dan 1 mililiter alkohol 70 persen. Campuran tersebut didiamkan 12 jam, kemudian disaring.

Hasil saringan tersebut dicampurkan pada 1 mililiter teepol atau perekat. Volume semprot pemakaiannya sekitar 500 liter per hektare. Penggunaannya harus diulangi enam kali agar efektif.

Dalam berbagai uji coba, pestisida mimba telah diaplikasikan pada sejumlah tanaman hortikultura dan pangan, termasuk bawang merah, padi, cabai, edamame, dan kentang. Untuk bawang merah, Dodin mencontohkan, mimba terbukti efektif mengurangi populasi hama Thrips dan Liriomyza.

Daun mimba yang bercampur air juga bisa dipakai secara langsung untuk menyiram tanaman. Metode ini cocok untuk memberantas hama pada tanaman yang daunnya tegak, seperti bawang. Mimba juga efektif mengurangi serangan wereng coklat (Nilaparvata lugens).

“Kami melakukan pengamatan selama tujuh kali aplikasi, dan hasilnya menunjukkan penurunan populasi yang nyata dibandingkan kontrol tanpa perlakuan,” jelas Dodin.

 

 

 

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus