Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Penelitian Terbaru: Daratan Mars Terlalu Beracun bagi Kehidupan

Penelitian terbaru menemukan daratan Planet Mars terlalu beracun untuk manusia.

7 Juli 2017 | 13.37 WIB

Foto Planet Mars menunjukkan kawasan Terra Meridiani terlihat dalam gambar NASA. NASA akan mengumumkan temuan baru dari eksplorasi Mars selama jumpa pers tanggal 28 September di Washington. REUTERS/NASA/Greg Shirah
Perbesar
Foto Planet Mars menunjukkan kawasan Terra Meridiani terlihat dalam gambar NASA. NASA akan mengumumkan temuan baru dari eksplorasi Mars selama jumpa pers tanggal 28 September di Washington. REUTERS/NASA/Greg Shirah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Planet Mars dinilai kurang bersahabat untuk ditempatkan oleh manusia. Selain dingin, Mars juga memiliki atmosfer yang rendah dan radiasi yang tinggi. Tanah yang berada di daratan planet tersebut juga telah dikonfirmasi bisa mematikan. Tanah yang mematikan itu memiliki bahan senyawa bernama perklorat, campuran klorin yang dapat menghancurkan bahan organik seperti sel jika dipanaskan.

Peneliti dari Universitas Edinburgh menelusuri bagaimana sebuah mikroorganisme melawan senyawa perklorat. “Kita memang sudah tahu bahwa kehidupan apa pun di sana akan sangat susah untuk selamat, dan studi ini juga membuktikan itu”, kata Dirk Schulze-Makuch, seorang ahli astrobiologi dari Washington State University yang tidak terlibat dalam studi tersebut.

Studi tersebut juga menguji bakteri Bacillus Subtilis yang merupakan bakteri yang biasanya mengkontaminasi pesawat ruang angkasa sebagai dummy tes. Bakteri-bakteri tersebut dipaparkan oleh berbagai kondisi yang ada di Mars seperti radiasi UV, kondisi tanpa oksigen, dan suhu rendah. Berbagai kondisi tersebut lalu dites dengan adanya senyawa perklorat. Hasil dari studi itu akhirnya dipublikasikan di Scientific Reports.

Karena Mars memiliki atmosfer yang rendah, planet tersebut tidak bisa terlindung dari radiasi. Peneliti ingin melihat bagaimana mikroba di lab tersebut dapat bertahan jika menggabungkan perklorat dengan radiasi UV seperti di planet Mars. Pada studi itu, radiasi UV sendiri membunuh banyak bakteri. Namun setelah terkena perklorat juga, semua bakteri-bakteri tersebut langsung mati dalam hitugan 30 detik. Sementara, bakteri yang hanya terkena perklorat namun tidak terkena radiasi masih hidup setelah satu jam.

Baca: Video Lanskap Mars dari NASA: Bak Misteri Tak Habis-habisnya

Dengan suhu rendah dan batu buatan, tingkat keselamatan bakteri meningkat sedikit. Namun kombinasi radiasi UV dan perklorat tidak dapat menyelamatkan bakteri-bakteri tersebut.

Para peneliti juga menguji apakah oksida besi dan hidrogen peroksida akan mendukung perklorat yang sudah terkena radiasi untuk membuat daratan di Mars menjadi tidak cocok untuk kehidupan. Kedua kimia tersebut juga dapat ditemukan di Mars. Hasil menunjukan bahwa kombinasi tersebut juga menyebabkan kematian yang tinggi pada bakteri Bacillus Subtilis.

Akhirnya, peneliti menyimpulkan bahwa daratan yang ada di Mars saat ini berbahaya untuk sel karena adanya gabungan oksidan yang beracun, oksida besi, perklorat, dan radiasi UV.

Namun, kehidupan di Mars masih bisa ditemukan jika peneliti menggali lebih dalam. “Walaupun daratan Mars tidak bisa dihuni, masih ada potensi di bawah daratan tersebut untuk ditelusuri,” kata penulis studi astrobiologi Jennifer Wadsworth yang merupakan mahasiswa PhD astrobiologi. Dia dan rekannya, Charles Cockell masih mencari bagaimana kombinasi radiasi UV dan perklorat dapat membunuh organisme. Untuk saat ini, mereka belum tahu pasti seberapa besar efek kombinasi tersebut. Namun masih ada kemungkinan bahwa efeknya tidak hanya di daratan saja.

“Jika memang itu kasusnya, kita harus terus menggali daratannya lebih dalam untuk memastikan bahwa level radiasinya relatif rendah,” katanya. “Jika memang rendah, mungkin kehidupan bisa ada.”

Schluze-Makuch juga setuju bahwa robot-robot yang kita gunakan saat ini perlu menggali lebih dalam untuk mencari kehidupan atau daerah yang terlindungi dari radiasi. Daerah-daerah tersebut termasuk gunung lava, kerak es, atau daerah dengan aktivitas hidrotermal.

Baca: NASA Bantah Punya Koloni Budak di Mars

NASA juga masih berupaya untuk membersihkan pesawat ruang angkasanya dari mikroba agar tidak mengkontaminasi planet lain sebelum diluncurkan ke planet Mars. Walaupun mikroba yang diuji di bumi langsung mati karena terkena perklorat dan radiasi, pesawat tersebut masih perlu dibersihkan. “Mikroba itu masih bisa bertahan dalam cuaca ekstrim. Bakteri yang kita uji di sini itu bukan bakteri extremophile, jadi masih ada kemungkinan bahwa bakteri-bakteri lain bisa bertahan di cuaca ekstrim.”

Eksperimen di stasiun internasional ruang angkasa menunjukkan bahwa bakteri bisa bertahan selama beratus-ratus hari setelah dipaparkan ke perubahan cuaca yang ekstrim, radiasi yang tinggi, serta ruangan vacuum. Schulze-Makuch juga menambahkan bahwa Mars merupakan planet yang besar. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa perkloratnya tidak ada di semua bagian Mars.

Dengan studi yang telah ditemukan, mendirikan sebuah tempat riset di Mars masih berbahaya. “Dalam lingkungan rumah kaca, sebagian besar radiasi UV akan menurun,” kata Schulze-Makuch. “Perklorat juga akan hilang jika disiram air. Namun kita harus menyiapkan dari awal tanah yang digunakan untuk menanam tanaman di rumah kaca itu, karena akan lebih sulit pastinya.”

“Perklorat berbahaya untuk manusia, jadi kita harus memastikan bahwa kita menyimpannya dengan hati-hati,” kata Wadsworth. “Tapi menurut saya ancaman lebih besar dan cepat bagi koloni Mars adalah jumlah radiasi yang mencapai di daratan permukaan.”

POPSCI | PUTRI THALIAH | NS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nurdin Saleh

Nurdin Saleh

Bergabung dengan Tempo sejak 2000. Kini bertugas di Desk Jeda, menulis soal isu-isu olahraga dan gaya hidup. Pernah menjadi juri untuk penghargaan pemain sepak bola terbaik dunia Ballon d'Or.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus