Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) meluncurkan buku dengan judul Perpustakaan Nasional: “Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan”. Buku ini diluncurkan dalam kegiatan Forum Tematik Bakohumas di Ruang Teater Soekarman Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas, Jakarta Pusat, Jumat, 6 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan dalam buku ini dijabarkan tentang peran Perpusnas sebagai lembaga pelestarian warisan budaya literasi bangsa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buku ini juga memuat kisah para founding fathers bangsa Indonesia tentang kecintaan membaca buku, kisah para pegiat literasi pada masa lampau, serta tulisan ringkas sebuah naskah kuno yang telah mendapat pengakuan dunia sebagai Ingatan Dunia/Memory of The World.
“Ini menunjukkan arti penting membaca dan betapa bangsa Indonesia sangat kaya dengan warisan literasi yang mencerminkan karakter masyarakat Nusantara yang unik dan beragam,” kata Syarif Bando dalam sambutan kegiatan tersebut.
Menurut dia, Buku Perpustakaan Nasional sebagai Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan ini didedikasikan sebagai salah satu media sosialisasi peran strategis Perpusnas dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat Indonesia guna meningkatkan kualitas dirinya agar mampu meningkatkan taraf hidupnya.
“Termasuk kiprah kegiatan dan inovasi yang telah dilakukan Perpusnas, khususnya pada tiga tahun terakhir dalam mewujudkan layanan pengetahuan, informasi nasional-global, budaya literasi universal berbasis TIK dan inklusi sosial,” kata dia.
Peluncuran buku ini juga disertai acara Diskusi Panel dengan menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain penulis buku Ikon Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Maya Fransiska, Direktur Eksekutif Serikat Perusahaan Pers (SPS) Asmono Wikan, dan Jadi Suriadi dari Wellbeing Institute dengan moderatornya Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpusnas DR. Joko Santoso, M. Hum.
Menurut Syarif, Perpustakaan merupakan elemen sentral suatu bangsa dalam upaya peningkatan literasi masyarakatnya karena perpustakaan memiliki modal terhadap akses informasi, teknologi informasi dan komunikasi, serta budaya universal. Hal ini disampaikan oleh International Federation of Library Association and Institution (IFLA) dalam advokasinya kepada PBB sebagai upaya melibatkan perpustakaan dalam proses mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goal's (SDG's) periode 2015-2030.
Di kesempatan yang sama, Syarif juga meresmikan Press Corner Perpusnas. Ruang Press Corner berada di bagian depan Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas. Press Corner Perpusnas memuat sejumlah unit komputer lengkap dengan fasilitas serta kecepatan internet yang memadai, pojok coffee break, sarana toilet, dan sofa untuk rehat.