Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Tangkap 2 Terduga Teroris di Bima, Densus 88 Sita Berbagai Buku yang Dianggap Bertema Radikal

"Barang bukti menonjol di antaranya beberapa buku bertema radikal," kata Kepala Bagian Perencanaan dan Administrasi Densus 88.

7 September 2024 | 18.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen Khusus Antiteror atau Densus 88 menyita lima belas buku yang dianggap bertema radikal milik dua terduga teroris di Bima, Nusa Tenggara Barat. Kepala Bagian Perencanaan dan Administrasi Densus 88 Antiteror Polri Komisaris Besar Polisi Aswin Azhar Siregar, mengatakan penyitaan sebagai bukti penangkapan pelaku inisial LHM dan DW.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Barang bukti menonjol di antaranya beberapa buku bertema radikal," kata Aswin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 7 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku yang dianggap bertema radikal itu adalah: (1) 10 Pembatalan Keislaman; (2) Tiga Landasan Aqidah Pokok Keislaman; (3) Kafir Tanpa Sadar tulisan Abu Bakar Ba'asyir; (4) Batasan Ikrah dalam Kekafiran tulisan Aman Abdurrahman Al Arkhabiliy; (5) Sistem Pemerintahan Khilafah Islam Pengarang Imam Al-Mawardi.

Kemudian ada: (6) Para Pembela Thogut Tauhid dan Jihad karangan Aman Abdurrahman, (7) Bantahan Atas Syubhat-Syubhat, (8) Pembatal Keislaman yang ditulis Dr. Abdul Aziz Muhammad bin Al-Abdul Lathif, (9) Al Wara, Al Bara, Karangan Muhamnad Bin Sa'id Al Qahthani, dan (10) Aqidah Islam, Al-Qaida karangan Abu Mariyah Al-Quray.

Selain itu, kata Aswin Siregar, ada buku lain yang diduga catatan kelompok teroris. "Lima buah buku catatan bertema Daulah Islamiyah," ujarnya. Selain buku, Densus 88 juga menyita sepucuk senapan angin berwarna cokelat bermerek Sharp Tiger.

Dalam kasus ini, Densus 88 menangkap LHM dan DW pada hari yang sama pada Rabu, 4 September 2024. Mereka berperan sebagai pengajar atau penyebar kajian jaringan teroris yang dianut, serta mengajarkan pelatihan fisik seperti ilmu bela diri.

"Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sesuai dengan keputusan pengadilan, sudah ditetapkan sebagai kelompok teror. Hendaknya masyarakat peka dan tidak berhubungan dengan kelompok tersebut," tutur Aswin Siregar.

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus