Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan rintisan atau startup asal Jepang, Orange, memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau AI untuk memperbanyak komik Jepang alias manga yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Dilansir dari Antara, Selasa, 7 Mei 2024, entitas itu sedang menargetkan penerjemahan 50 ribu judul manga baru ke dalam Bahasa Inggris dalam 5 tahun. Komik hasil terjemahan AI itu bakal dipasarkan ke berbagai negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Orange yang bergerak di bidang penerjemahan itu sudah menggalang investasi hingga 2,92 miliar yen atau sekitar Rp 238 miliar untuk proyek tersebut. Penerbit besar Jepang, Shogakukan, menjadi satu dari 10 investor yang menyumbang modal terbesar. Proyek penerjemahan AI juga didukung ventura Japan Investment Corp (JIC), juga oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
AI yang dikembangkan Orange mampu membaca manga lewat analisis gambar dan pengenalan karakter, kemudian menerjemahkan percakapannya ke dalam Bahasa Inggris, Cina, dan bahasa lainnya. Manusia tetap dilibatkan untuk mengoreksi dan melakukan penyesuaian akhir. Seluruh proses tersebut memakan durasi 2 hari.
Orange akan menggaet beberapa penerbit manga di Jepang. Rintisan ini menargetkan penerjemahan 500 manga per bulan, serta menjangkau pasar pembaca di Spanyol dan India.
Perusahaan ini akan mulai mendistribusikan manga hasil terjemahan ke pasar Amerika Serikat pada musim panas tahun ini, melalui aplikasi emaqi. Komik yang diterjemahkan oleh Orange juga akan dijual di platform e-book yang dikelola oleh penerbit lain.
Berbagai manga populer, seperti Naruto dan Demon Slayer, memang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Namun, hanya sekitar 14 ribu dari total 700 ribu judul manga terbitan Jepang yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Penerbit cenderung sangat selektif terhadap judul manga yang akan diterjemahkan. Tak sekadar soal durasi alih bahasa, manga terjemahan biasanya didistribusikan sebagai salinan fisik sehingga menambah biaya pencetakan dan penjualan.
Pendanaan dalam proyek alih bahasa berbasis AI ini juga digadang-gadang menjadi upaya industri percetakan manga untuk melawan pembajakan buku. Asosiasi Distribusi Konten Mancanegara Jepang melaporkan bahwa pembajakan menyebabkan kerugian sebesar 395,2-831,1 miliar yen—setara Rp 41-86,3 triliun—bagi industri penerbitan buku di Jepang pada 2022.
Pilihan Editor: Game Solo Leveling: Arise Dirilis, Seperti Apa Permainannya?