SUDAH banyak ragam kamera bermunculan -- berkemampuan aneka
pula. Ada yang bisa memotret segala hingga pemakai tak usah
berpikir lagi. Kini Eastman Kodak Company dari Amerika Serikat
memperkenalkan sesuatu yang lebih baru lagi, ialah kamera disc
(cakram).
Konsepsi yang mendasari kamera itu -- yang diperkenalkan dalam 4
model mulai Februari ini--memang khas Kodak. "Anda memijat
tombol, kami mengolahnya selanjutnya." Kalimat ini, yang pemah
mengantar kamera box ke tangan jutaan orang dalam tahun 30-an,
kini mengantar keempat model kamera cakram--model 2000, 4000,
6000 dan 8000.
Sepintas model baru itu mirip box zaman dulu, kecuali lampu
kilat yang jadi satu dengan kamera itu. Terdapat juga pada yang
terakhir ini lensa yang tak bergerak (tak perlu mengatur fokus).
sentuk lensa yang bersegi kali ini pipih. Kaca pembidiknya
sekarang diletakkan dekat ke mata dan ada tombol pelepas rana
(mirip tombol kalkulator).
Tapi justru di sini mulai perbedaannya. Tombol itu sebetulnya
bukan pelepas rana seperti pada kamera box zaman dulu. Ia tombol
pemelatuk proses elektronis, yang dalam sekejap menganalisa
unsur pencahayaan hmgga mengatur bukaan diafragma dan kecepatan
rana. Sekaligus ia menentukan apakah diperlukan bantuan lampu
kilat serta menggerakkan moror kecil yang memutarkan cakram
film. Semua itu berlangsung dalam waktu sebagian dari satu detik
diken dalikan dua perangkat IC (Integated Circuit) atau
Lingkaran Elektronis Terpadu.
Cakram film itu suatu inovasi Kodak yang lain lagi. Film, berupa
negatif warna dengan nilai ASA 200, tak digulung seperti
lazimnya. Setiap bidang film terletak pada keliling tepi
lempengan berbentuk cakram kecil, seluruhnya berjumlah 15
bidang. Sepintas mirip cakram peneropong stereo, permainan
anak-anak, setiap kali berputar maju selangkah dan menampilkan
bidang baru. Cakram itu tersimpan dalam sebuah kaset tipis
hingga pemakai tak pernah menyentuh film itu.
Penggunaan bentuk cakram ini memang tersimpulkan akibat proses
beruntun. Untuk menjamin ketajaman dari jarak 1,2 m sampai tak
terhingga diperlukan lensa dengan titik fokus pendek. Tapi
jangkauan lensa seperti itu terlalu luas, hingga obyek
pemotretan dikelilingi bermacam unsur gambar yang tak perlu.
Karena itu bidang film diperkecil hingga menjadi 8 x 10 mm.
Ternyata hasil optimal bisa diperoleh jika filmnya itu rata.
Karena itu sebagai dasar film dipergunakan bahan Estar setebal
0,18 mm. Tapi film setebal itu tidak mungkin lagi digulung
seperti film biasanya. Hingga akhirnya tersimpulkan bentuk
cakram sebagai bentuk paling logis. Ini juga memungkinkan tebal
kamera itu tak melebihi 3 cm. Ini, dengan panjang 12 cm dan
lebar 8 cm, membuatnya mudah dibawa, kalau perlu ..masuk saku
baju.
Lensa berfokus pendek (12,5 mm) pada kamera ini terdiri dari 4
elemen terbuat dari kaca optik khusus hingga kemampuan tembus
cahaya sampai nilai 2,8. Seperti diakui Kodak sendiri, "lensa
itu hampir sempurna dalam batas teori optik." Pada dua
model--6000 dan 8000--dengan menggeser tombol lensa ini bisa
diatur hingga bisa memotret jarak close-up sedekat 50 cm. Pada
setiap model lensa itu bisa ditutup yang sekaligus berfungsi
sebagai "sakelar" Dalam keadaan lensa tertutup kamera tidak
bekerja.
Pada model 2000--konon berharga sekitar Rp 25.000 --penutup
lensa ini juga mengatur penggunaan lampu kilat. Pada ketiga
model lainnya ini diatur secara otomatis. Model 6000 dan 8000
menggunakan penutup lensa yang membuka seperti tutup kotak dan
bisa berfungsi sebagai pegangan hingga lebih mantap--bagi
sebagian orang.
Khusus model 8000 punya tambahan keistimewaan selain harganya
yang bakal berkisar antara Rp 65.000 dan Rp 95.000. Selain punya
jam digital pada penutupnya model itu juga dilengkapi dengan
self-timer yang memungkinkan pemakai bisa turut diporet. Juga
model ini bisa mengambil gambar cepat beruntun. Dalam keadaan
terang 3 gambar setiap detik terambil selama tombol ditekan.
Dalam keadaan kurang cahaya hingga menggunakan lampu kilat
setiap 1,3 detik satu gambar. Ini karena lampu kilat memerlukan
waktu sekitar satu detik untuk mengisi kembali.
Sumber daya pada tiga model diperoleh dari 2 buah batere
litium-karbon monofluorida berpotensi 3 volt. Umurnya sangat
lama. Menurut PT Interdelta, agen tunggal produk Kodak di
Indonesia, umurnya 5 tahun, dengan pemakaian normal tentunya.
Untuk sekitar 2000 gambar. Interdelta juga menjaminnya selama 5
tahun. Soalnya ia tak bisa diganti pemakai sendiri.
Menjadi Sulit
Model 2000 menggunakan baterai alkaline 9 volt. Yang ini bisa
diganti. Dan usianya diperkirakan 1 sampai 2 tahun. Kamera
cakram ini tidak lahir begitu saja. Belasan tahun Kodak
merencanakannya, menganalisa ribuan hasil potret amatir,
mempelajari kebiasaan, kesalahan, dan kegemaran mereka. Semua
data itu diolah dengan komputer. Juga desain kamera itu sendiri
terseleksi di antara 64 model desain yang juga sesuai dengan
perkembangan teknologi optik dan elektronika dalam dasawarsa
terakhir ini, termasuk munculnya IC.
Tapi dengan kamera ini, pengolahannya seperti mencuci dan
mencetak sementara belum dalam jangkauan pemakai sendiri. Untuk
itu ia harus mengirimkan filmnya kepada laboratorium Kodak,
seperti halnya film slide. Untuk itu Interdelta mempersiapkan
sejumlah laboratorium di Jakarta, Semarang dan Surabaya,
menjelang pemasaran kameranya sekitar kuartal ketiga tahun ini.
Jaringan ini akan diperluas bertahap hingga mencapai sekitar 20
laboratorium di Indonesia.
Akan berhasilkah produk barunya itu? Orang utama Kodak, Walter
Falton yakin bahwa kamera ini bakal meningkatkan mutu foto yang
diambil oleh para amatir hingga 25%.Berkata John Durniak,
redaktur foto suratkabar New York Times, "Sejak sekarang
agalnya menjadi sulit orang membuat foto yang gagal."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini