Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Program laptop Merah Putih terus bergulir pengembangannya sejak dicanangkan pemerintah pada 2021 lalu. Tahapannya kini dalam proses membuat motherboard dengan komponen buatan dalam negeri. “Ini motherboard laptop pertama yang diproduksi di Indonesia,” kata Adi Indrayanto, koordinator tim pengembangan laptop Merah Putih di Institut Teknologi Bandung kepada Tempo, Selasa malam, 23 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Motherboard laptop Merah Putih itu dibuat sebuah perusahaan di Depok, Jawa Barat. Dimulai dari lembaran Printed Circuit Board atau PCB yang kosong kemudian diproses oleh mesin dan dirakit komponennya, lalu ada pengujian oleh tenaga teknis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Desain motherboard, kata Adi, masih berasal dari luar negeri, yaitu Cina, tapi komponennya dirakit di Indonesia. “Selama ini nggak pernah motherboard dibuat di sini karena biasanya impor utuh,” ujar dosen di Kelompok Keahlian Elektronika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu.
Pada tahun ini tim Laptop Merah Putih ini akan belajar merancang motherboard. Dokumen yang dipelajari sudah ribuan halaman. Dukungan tekniknya berasal dari perusahaan teknologi multinasional yang tersebar di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, India, Cina, dan Taiwan. “Kita ketinggalan banget,” kata dia.
Tim mengajukan riset dan pengembangan komponen buatan dalam negeri untuk casing, molding, adaptor untuk pengisian daya atau charger, baterai, dan motherboard Laptop Merah Putih ini pada 2022 lalu. Riset dan pengembangan untuk pembuatan casing laptop masih berjalan. “Untuk bisa bikin laptop di Indonesia itu prosesnya panjang dan harus belajar juga,” kata Adi.
Pada tahap awal, kata Adi, laptop yang dibeli pemerintah masih hasil rakitan di beberapa pabrik di Indonesia. Kandungan komponen lokalnya masih rendah, sekitar 15-20 persen dari patokan minimum 40 persen yang ditetapkan pemerintah. “Perguruan tinggi diminta untuk membantu agar TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)-nya meningkat,” ujarnya. Tim pengembangan laptop Merah Putih ini melibatkan perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Adi menambahkan, tidak ada dana khusus untuk riset dan pengembangan laptop Merah Putih, melainkan lewat pengajuan secara kompetitif di Kedaireka. Platform milik pemerintah itu menghubungkan perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri serta pihak-pihak terkait.
ANWAR SISWADI