Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak hal yang mesti dipersiapkan ketika siswa lulusan SMA akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Salah satunya adalah memilih jurusan. Sejumlah pertimbangan untuk memutuskan mana jurusan yang tepat diambil. Dosen bidang Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Afif Kurniawan mengatakan banyak siswa terbebani ketika memilih bidang studi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Apalagi, kata dia, jika keinginan orang tua tak sesuai dengan keinginan siswa. Hal itu bisa membuat calon mahasiswa menjadi tertekan. “Kalau saya cermati, secara fakta bukan mau kuliah di mana yang dipusingkan. Tetapi situasi di sekeliling momen itu yang membuat secara psikologis pemilihan jurusan kuliah menjadi beban bagi para pelajar,” ungkap Afif Kurniawan seperti dikutip dari laman resmi Unair pada Senin, 31 Januari 2022.
Afif memaparkan bahwa tidak sedikit para pelajar yang cenderung bingung dan ragu dalam mengambil keputusan terkait jurusan perkuliahan yang akan mereka ambil. Menghadapi hal itu, dia menyarankan agar para pelajar dapat menjadi pengambil keputusan atau decision maker yang mampu mengendalikan kebingungan yang mereka hadapi.
Afif juga menegaskan pentingnya komunikasi antara pelajar dengan orang tua. “Komunikasikan dengan baik dan bagi orang tua, mari bersama-sama mengedepankan kemampuan mendengarkan yang baik. Anak perlu didengarkan pemikiran-pemikiran mereka,” tuturnya.
Lebih lanjut, Afif menekankan pentingnya riset mengenai jurusan kuliah yang akan diambil oleh pelajar. Para pelajar dapat melakukan diskusi dan konsultasi dengan guru bimbingan konseling atau psikolog perkembangan serta mencari informasi di internet mengenai jurusan kuliah tertentu.
“Riset Anda terkait jurusan perkuliahan mungkin bisa banyak banget. Tapi, coba filter dan sesuaikan dengan minat Anda. Kalau itu memang minat Anda, kesulitan-kesulitan yang dihadapi tentu akan Anda selesaikan.” ungkap Afif.
Hal lain yang tidak kalah penting, menurut Afif, adalah mengembangan pola pikir yang bertumbuh (growth mindset). Dia mengatakan Mindset yang bertumbuh adalah mindset yang melihat segala sesuatu sebagai tantangan.
Dia juga mengatakan agar calon mahasiswa bisa belajar mengelola perasaan cemas. “Mohon diingat bahwa pengambilan keputusan ini akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Anda selama empat sampai beberapa tahun ke depan. Jadi, pertimbangkan dengan baik,” katanya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.