Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Rumah nyentrik, rumah bundar

Pt mega brata putra di bandung menawarkan sistem bangunan struktur bundar (sbsb). struktur atap & dinding yang melengkung lebih tahan gempa & terpaan angin. atap & dinding beton bisa tahan 40 th.(ilt)

3 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANDA ingin nyentrik? Bikinlah rumah bundar. Sebuah perusahaan perumahan, PT Mega Brata Putra di Bandung, pekan lalu menawarkan sistem bangunan struktur bundar (SBSB) di koran Pikiran Rakyat. Agaknya, ini upaya pertama di Indonesia untuk memperkenalkan rumah bundar. Jangan salah tangkap, bukannya rumah mirip bola. Tapi rumah yang berbentuk gelas silindris, yang atapnya lengkung seperti irisan kulit bola. Dan rumah SBSB ini disiapkan mirip prefab: komponen bangunan dipersiapkan tinggal pasang. Bedanya, komponen rumah SBSB dibuat di tempat rumah akan didirikan, bukannya dibawa dari pabrik. Ternyata, jumlah peminat rumah bundar lumayan juga. Hingga Kamis lalu sudah 20 oran yan menanyakan ihwal rumah ini. Presiden direktur PT Mega, Supendi Brataatmadja, optimistis dagangan barunya ini bakal laris. Yang pertama ditawarkan dari rumah bundar adalah kekuatannya. Baik struktur atap maupun dinding yang melengkung lebih tahan gempa dan terpaan angin. Dinding dan atap yang cetakan beton bertulang itu tahan api. Selain itu, menurut Karna, arsitek lulusan ITB yang menjadi pimpinan operasi PT Mega, rumah bundar tahan 40 tahun -dua kali daya tahan bangunan biasa. Dan bisa dibangun pada kondisi tanah apa pun, dari tanah berbukit-bukit sampai tanah rawa. Untuk membangunnya, cuma dibutuhkan waktu sekitar sebulan, komplet. Menarik, memang. Sebenarnya, struktur yang diimpor oleh PT Mega dari Amerika Serikat ini bukan baru di Indonesia. Rumah tradisional di Flores dan Irian Taya, menurut Yuswadi Saliya, ketua Jurusan Arsitektur ITB, berbentuk bundar juga. "Bentuk rumah persegi merupakan sistem modern, sedangkan bentuk bundar adalah sistem primitif," katanya. Entah bagaimana asal mula lahirnya rumah bundar dulu itu, dari segi struktur rumah ini memang lebih mudah dibuat daripada yang persegi. Juga, seperti sudah disebutkan, atap dan dinding yang lengkung lebih kuat menahan angin. Selain itu, buat masyarakat primitif, yang tak butuh menyekat-nyekat rumahnya -misalnya menjadi kamar tidur, kamar mandi, dan dapur- rumah bundar memang lebih efektif. Maka, terasa aneh bila kini struktur bundar dicoba dipasarkan. PT Mega bahkan sudah punya rencana membuka real estate di Pulau Batam dan Jakarta. Untuk Kota Bandung, perusahaan itu cuma melayani pembangunan per rumah. Sebab, dalam satu hal, rumah SBSB terasa tidak efektif. Yakni dalam pengaturan ruang. Misalnya, perabot rumah tangga tentunya harus disesuaikan dengan dinding yang melengkung itu. Bila tidak, akan banyak ruang kosong di pojok-pojok yang mubazir. Pun ruang luar rumah, sisa tanah yang persegi itu - harap dicatat, di Indonesia belum ada pembagian tanah atau kapling dalam bentuk lmg aran- sulit pemanfaatannya. Lagi pula, rumah bundar akan "mengaburkan arah mata angin," kata Yuswadi. Memang, letak pintu dan jendela bisa diatur. Tapi, begitu Anda masuk rumah bundar yang dindingnya melengkung, tanggung Anda bingung, mana timur mana barat, mana utara mana selatan. Atau Anda mau menaruh kompas dalam rumah? Yuswadi memang tidak terang-terangan keberatan terhadap struktur bundar ini. Dia cuma bilang, "Rumah itu soal serius, bukan main-main. Rumah adalah tempat untuk hidup, membangun keluarga. Maka, kalau tidak cocok, bisa punya pengaruh besar." Bayangkan saja bila kamar-kamar rumah bundar tidak berbentuk persegi yang tenang, tapi mirip bentuk kipas terkembang. Selain itu, PT Mega baru punya satu jenis ukuran rumah. Yakni, jari-jari atap 5,5 meter, tinggi puncak atap sampai lantai 3,35 m, dan lantai seluruhnya 94,6 m2. Bila ada pemesan yang menginginkan rumah lebih besar, hanya bisa dibuat dalam bentuk rumah ganda. Menurut perhitungan sekarang, harga rumah ini sekitar Rp 14 juta. Di luar harga tanah, tentu. Menurut Sindur Percananda, lulusan Jurusan Teknik Sipil ITB 1983, struktur bangunan bundar memang lebih kuat. Cuma, kata insinyur ini, yang membuat skripsi tentang efek gempa terhadap bangunan, bila struktur itu digunakan untuk bangunan rumah tingkat, kurang efisien. Lebih murah sistem kuda-kuda biasa, dengan tiang di tengah ruang. Lain soalnya bila membangun gedung olah raga, misalnya. Di Amerika, menurut Yuswadi, rumah bundar tak asin lai. Tapi rumah bundar disana lebih banyak ditemukan di daerah yang berangin keras. Di Chicago, misalnya, ada beberapa tempat yang sering diterpa angin dengan kecepatan 60 km per jam. Rumah biasa bakal terguncang, sementara bangunan bundar bisa bertahan. Maka, kata Yuswadi, kira-kira rumah bundar baru cocok untuk rumah peristirahatan, dan sejenisnya, di pantai atau pegunungan. Harganya pun 'kan bukan harga murah. Kecuali, Anda ingin eksklusif, seperti kata Andie Abednego yang sedang berpikir untuk memesan rumah bundar. "Rumah bundar itu memang nyeni," kata Andie, distributor lem Tackol. Jadi, bila ingin eksentrik, pesanlah rumah bundar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus