DI atas kapal penanam kabel milik Prancis, Leon Thavenin, sekitar 160 km di lepas pantai Irlandia, Rabu pekan lalu ketegangan memuncak ketika sinyal pertama memancar lemah dari kedalaman 2.041 m. Ketiga operator Scarab, robot canggih buatan Bell Telephone Laboratories di Holmdel, New Jersey, AS, itu segera mempertajam semua perangkat pengindriaan. Enam jam kemudian, Scarab muncul ke permukaan. Di sela jemari bajanya tergenggam perekam suara, satu dari dua komponen black box yang terpasang di badan pesawat Boeing 747 Air India - yang terempas di kawasan itu 17 hari sebelumnya, dan tak satu pun di antara 329 awak serta penumpang yang selamat. "Sukses ini membuka babak baru di bidang upaya penyelamatan," ujar seorang teknikus Prancis di posko operasi di Cork Irlandia. Selama ini, belum ada blaek box (kotak hitam yang, sebetulnya, berwarna jingga) yang dapat diangkat dari kedalaman 2.000 m. Padahal, di kotak itulah diharapkan terekam saat-saat terakhir sebuah pesawat sebelum musibah terjadi. Sekitar 24 jam setelah sukses pertama, Scarab yang sama muncul membawa komponen terakhir, yang merekam kecepatan, ketinggian, dan fungsi peralatan penerbangan pada saat terakhir. "Dengan demikian, selesailah tahap pertama penyelidikan," ujar ketua tim India, Sunil Kulkarni. Tahap kedua, berupa survei fotografis dan sonar terinci, segera dimulai. Banyak pujian dilontarkan ke alamat Scarab, robot berukuran truk kecil seberat 2.865 kg itu - yang sudah memulai "karier"-nya sejak lima tahun lalu. Scarab pertama dibeli Tanspacific Communications Inc. Yang kedua terjual kepada sebuah konsorsium Inggris, Prancis, Kanada, dan AS. Scarab (Submersible Craft for AssistingRepair and Burial), sesuai dengan namanya, dirancang untuk memperbaiki dan merawat kabel telepon yang tertanam di bawah dasar samudra. Tetapi, sejak semula, robot ini memang didandani sehingga memiliki banyak kebolehan. Ia, misalnya, pernah memotret helikopter yang jatuh di lepas pantai Norfolk, Virginia. Atau mencari roket-roket yang bercemplungan di sekitar Tanjung Kennedy, Florida. Meski demikian, selama ini Scarab dirancang untuk mencapai kedalaman maksimal 6.000 kaki (1.800 m). Itu sebabnya, ketika ia terus menyelam menuju kedalaman 6.700 kaki, Rabu pekan lalu itu, di hati para operator terselip sedikit kekhawatiran. Terutama pada kemampuan sang robot menahan tekanan. Apalagi, selama beberapa hari, "telinga" sonar Scarab tidak berhasil memungut satu pun isyarat dari kedua komponen kotak hitam itu. Baru setelah para teknisi meningkatkan frekuensi, robot menangkap panggilan lemah. Ia kemudian mulai mendekati sasaran dengan dibantu "mata" televisinya. Seutas kabel sepanjang 10.000 kaki menghubungkan Scarab dengan induknya, Leon Thevenin. Di samping mengantarkan daya elektrik, kabel ini berfungsi meneruskan perintah dan menyuguhkan data serta sinyal televisi balik ke kapal. Di kamar operasi, tiga teknisi berjaga mengamati sepak terjang Scarab. Yang satu mengoperasikan kontrol propulsi, pengapian elektrikal dan hidraulik untuk olah gerak robot. Seorang lagi menangani kamera televisi dan lengan mekanik. Orang ketiga memonitor kerja komputer mini yang dicangkokkan pada Scarab. Setelah menjelajahi areal satu mil laut persegi selama seminggu, Scarab menemukan kedua komponen yang terpisah sekitar 250 m. Kepada para wartawan, Kulkarni mengatakan, "Tampaknya, kedua komponen itu tidak mengalami kerusakan." Namun, hal ini masih disangsikan para ahli. Menurut William Tench, ahli penerbangan Inggris, komponen ini masih berfungsi setelah 17 hari berada di dalam air. Bahkan "Saya pernah mendengar black box yang masih berbunyi setelah dua tahun," katanya. Tetapi, hal itu bergantung pada keadaannya ketika pesawat hancur berkeping-keping. "Jika terjadi kerusakan elektrik mendadak mungkin saja kita tidak akan mendapatkan apa-apa," ujar Pierre de Niverville, penyelidik kepala pada Dewan Keselamatan Penerbangan Sipil Kanada, yang terlibat dalam pencarian. Pierre ikut mengantarkan kotak hitam itu ke Bombay, dua hari setelah ditemukan. Sementara itu, sebab musabab musibah Boeing 747 itu masih tetap misteri. Ada kecurigaan pada ulah kelompok teroris Sikh, memang. Namun, para ahli tidak memustahilkan kegagalan struktural pesawat, atau faktor kelalaian manusiawi awak pesawat. Jawabannya kini ditunggu dari kedua temuan Scarab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini