SEPINTAS, pil ini tampak biasa. Penampilannya tak beda dengan kebanyakan pil vitamin. Namun, pil bernama M2A Imaging Capsule ini punya keistimewaan, yakni mampu memotret seluk-beluk usus orang yang menelannya. Pekan lalu, pil canggih ini dipasarkan oleh Given Imaging, sebuah perusahaan obat di Amerika.
Kecerdasan pil bersalut tepung gula itu terjadi lantaran ia dilengkapi kamera. Menumpang pada pil, kamera tersebut lincah bergerak di antara lipatan-lipatan usus sembari mengirimkan sinyal gambar. Walhasil, perdarahan, daging polip, luka infeksi, atau sel kanker pada usus bisa terdeteksi.
Daya jelajah M2A, menurut Dan Schultz, Direktur Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika, lebih luas dibanding endoskopi atau tabung kamera yang selama ini digunakan untuk mengetahui kondisi usus. "Endoskopi hanya mampu menjangkau usus sampai 6 meter dari lambung," kata Schultz. Sementara itu, pil M2A sanggup mengembara dari pangkal sampai ke ujung usus.
Sebetulnya, teknologi M2A sederhana. Kamera yang dilengkapi pemancar berbasis frekuensi radio terhubung dengan penerima sinyal (receiver) yang dililitkan di pinggang penelan pil. Dalam waktu 8 sampai 72 jam setelah ditelan, pil M2A akan hancur dan dikeluarkan dari tubuh bersama kotoran. Setelah itu, penelan pil menghubungi dokter untuk menganalisis gambar yang tersimpan dalam receiver.
Blair News, peneliti di Given Imaging yang juga ilmuwan di Sekolah Kedokteran Mount Sinai, New York, merasa yakin bahwa pil seharga US$ 450 per butir itu berprospek cerah. Apalagi studi awal ter-hadap 57 orang responden menunjukkan bahwa M2A aman.
Sekalipun demikian, News mengakui bahwa akurasi kamera di dalam pil masih perlu diuji lebih jauh. Tak aneh bila Badan Pengawas Obat dan Makanan menganjurkan agar M2A tak menjadi satu-satunya cara untuk mendeteksi kelainan pencernaan. "Pil ini hanya pelengkap," kata News, sebagaimana dikutip Reuters Health.
Mardiyah dan Hani
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini