Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Seekor macan tutul (Panthera pardus melas) dilepasliarkan kembali ke pegunungan di daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung, Kamis, 21 Juni 2018. Macan muda berkelamin jantan itu dilepas dari kandang pengangkutnya di kawasan Cagar Alam Gunung Tilu.
Baca: Macan Tutul Terekam Kamera di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pelepasan berjalan lancar, dilepas petugas pukul 11.45 di lokasi," kata Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II Soreang Memen Suparman, Kamis, 21 Juni.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelepasan macan menggunakan tali untuk membuka pintu kandang. Sedangkan petugas berjarak sekitar 50 meter dari kandang pengangkut. "Begitu dibuka macan itu langsung ke luar, masuk ke hutan," kata Memen.
Macan tutul yang diperkirakan berumur satu setengah tahun dengan berat sekitar 25 kilogram tersebut diduga berasal dari Cagar Alam Gunung Tilu. Pada Ahad, 3 Juni 2018, ia masuk ke permukiman penduduk.
Warga mendapatinya tengah berada di dalam kandang unggas milik warga di Kampung Ciruntah, Desa Cihideung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Temuan itu dilaporkan ke petugas.
Tim Gugus Tugas Evakuasi dan Penyelamatan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat yang datang bersama petugas Kebun Binatang Bandung dan masyarakat, melumpuhkan satwa liar itu dengan senjata bius, Senin dinihari, 4 Juni 2018. Macan itu kemudian dievakuasi ke Kebun Binatang Bandung.
Di sana, macan yang oleh petugas dinamakan Gutil, singkatan dari Gunung Tilu, diperiksa dan menjalani pemulihan kondisi. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal dokter hewan Kebun Binatang Bandung, kata Memen, macan itu dalam kondisi kurang sehat. "Hidungnya kering, badannya kurus, kemungkinan dehidrasi," ujarnya.
Di kandang perawatan, macan diberi makanan berupa campuran daging ayam sebanyak dua kilogram dan daging sapi satu kilogram setiap hari. Hidangan itu habis termakan.
Dokter juga memberikan multivitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh. Kondisi kesehatan yang secara umum baik itu dicirikan oleh satwa yang aktif dan respons yang baik. Selain nafsu makan yang bagus, feses (kotoran) mengindikasikan kondisi sehat.
Setelah menjalani pemulihan selama 17 hari, BKSDA memutuskan untuk melepas Gutil ke habitatnya lagi.
Simak artikel lainnya tentang macan tutul di kanal tekno Tempo.co.
ANWAR SISWADI