Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Sejarah Gunung Gede Pangrango

Kawasan Gunung Gede Pangrango adalah salah satu dari lima taman nasional pertama di Indonesia. Lalu, bagaimana sejarah awal asal-usulnya?

3 Desember 2022 | 13.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Panorama Gunung Gede dan Pangrango. Wikipedia/By Fahri Rizki Hamdani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bogor -Jalur pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup sementara sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan. Keputusan ini diambil Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) karena kedua gunung mengalami retakan dan longsor usai gempa bumi 5,6 magnitude mengguncang Cianjur. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami juga menemukan longsoran kecil di dua jalur pendakian Ciputri dan Cibodas, sehingga untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pendakian untuk sementara ditutup sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan," kata Agus Deni, Humas Balai Besar TNGGP, sebagaimana dikutip Tempo dari Antara pada Sabtu, 26 November 2022. 

Satu dari 5 Taman Nasional 

Seperti diketahui, kawasan Gunung Gede Pangrango telah ditetapkan sebagai salah satu dari lima taman nasional pertama di Indonesia. Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian pada 6 Maret 1980. Meski demikian, sejarah awal terkait asal-usul Gunung Gede Pangrango yang membentang di tiga kabupaten Jawa Barat itu hanya sedikit diketahui.

Baca juga : Puncak Gunung Gede Dilaporkan Retak Akibat Gempa Cianjur, Ada Apa?

Termasuk dalam jajaran gunung di Indonesia, awal terbentuknya Gunung Gede Pangrango akibat tumbukan lempeng Continental (Eurasia) dengan lempeng Oceanik (benua besar di bawah Australia). Sejak lama kawasan Gunung Gede Pangrango terkenal akan kesuburannya. Beragam tanaman perkebunan, seperti teh varietas Jepang telah ditanam sejak tahun 1728. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menginjak tahun 1878, teh Assam mulai ditanam dan tumbuh dengan baik sehingga berdampak meningkatkan ekonomi dan berubahnya kondisi lingkungan di lereng pegunungan. Mengutip situs resmi Gedepangrango.org, tahun 1830 mulai dilakukan kegiatan konservasi dan penelitian oleh para peneliti botani Belanda. 

Momen itu menjadikan kawasan konservasi di kompleks Gunung gede Pangrango sebagai bagian penting dalam sejarah konservasi dan penelitian botani. Ini karena wilayah tersebut merupakan konservasi yang pertama di Indonesia ditetapkan sebagai Cagar Alam Cibodas pada 1889. 

Setelah tahun 1919, suatu kawasan cagar alam ditetapkan. Komitmen utama dimulai tahun 1978, ketika kawasan seluas 14,000 hektar, yang terdiri dari 2 puncak utama dan lerengnya yang luas, ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Gunung Gede Pangrango. Akhirnya, tahun 1980, seluruh kawasan terpisah-pisah ini digabung menjadi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 

Gunung Gede Pangrango memiliki ketinggian 3.019 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai puncak dan menikmati pemandangannya, terdapat beberapa jalur yang dapat dilalui para pendaki. Mulai dari Jalur Cibodas, Gunung Putri, serta Selabintana Sukabumi. Namun untuk saat ini, jalur pendakian itu ditutup sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan.  

HARIS SETYAWAN
Baca juga : 2 Zona Berbahaya Untuk Warga Cianjur Menurut BMKG Pasca Gempa

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus