Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesies monyet baru telah ditemukan di Dataran Tinggi Parecis di Brasil barat daya, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 20 Desember 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai subspesies dari monyet titi, primata baru ini pertama kali didokumentasikan pada tahun 1914 tetapi salah diklasifikasikan karena bulu hitam mereka membuat mereka menyerupai titi hitam pucat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penemuan ini awalnya dibuat oleh Mariluce Messias dari Universitas Federal Rondônia, yang mulai mempelajari monyet titi di wilayah tersebut pada tahun 2011.
Messias sedang mempelajari bagaimana laju cepat deforestasi di wilayah itu akan mempengaruhi populasi kera lokalnya. Dia mulai memperhatikan beberapa perbedaan yang tidak biasa dalam pewarnaan bulu di antara kera-kera, khususnya, beberapa memiliki bercak coklat kemerahan di punggung mereka bersama dengan bercak putih di dada mereka.
Dia mengumpulkan sampel gen dari beberapa kera ini dan mengujinya terhadap sampel DNA dari sepuluh spesies kera daerah lainnya, termasuk titi black ash.
Hasilnya menegaskan bahwa dia memang menemukan spesies baru, plecturocebus parecis, atau Parecis titi.
"Satu hal tentang deforestasi adalah bahwa hal itu memberi semua orang akses ke daerah-daerah terpencil, jadi kadang-kadang para ilmuwan mencapai daerah-daerah yang belum pernah dieksplorasi dengan baik sebelum gergaji mesin," Adrian Barnett, salah satu mitra penelitian Messias, mengatakan kepada New Scientist.
Karena populasi yang diamati kecil dan habitatnya terus menyusut, tim berharap Parecis titi akan digolongkan sebagai 'hampir terancam' dalam daftar hewan langka yang terdaftar di International Union for Conservation of Nature.
IUCN menerbitkan The Red List, suatu ukuran keanekaragaman hayati dunia yang memetakan berbagai binatang dan kehidupan tumbuhan yang terancam punah.
Sementara spesies itu baru bagi para ilmuwan, itu cukup akrab bagi penduduk setempat sehingga mereka memberinya nama sendiri; ‘Otôhô.’
Awal bulan ini, spesies lain ditemukan bersembunyi di depan mata ketika para peneliti di Kolombia menemukan kodok harlequin, yang dianggap telah punah.
Amfibi hitam dan putih yang khas itu, yang belum terlihat secara langsung selama sekitar 30 tahun, ditemukan di pegunungan Sierra Nevada de Santa Marta.
Orang-orang Arhuaco lokal menganggap tanah itu suci dan telah mencegah para ilmuwan melakukan penelitian dengan berbagai alasan.
DAILY MAIL | NEW SCIENTIST