JAWABAN apa yang akan Anda berikan untuk pertanyaan, "Apakah Anda mempunyai pengalaman seks yang tidak biasa?" Apa pun jawaban yang Anda berikan, kesimpulan yang ditarik bisa serba salah. Bila Anda menjawab "ya", Anda akan dianggap seks maniak. Kalau Anda menjawab "tidak", Anda bisa dianggap punya mental depresif. Lalu, siapa yang salah? Sebetulnya tak ada yang salah. Yang tidak tepat adalah perangkat psikotesnya. Pertanyaan di atas adalah salah satu pertanyaan pada perangkat psikotes MMPI (Minnesota Multiphasic Personaliy Inventoly), dan cuma sahih apabila ditanyakan pada seseorang yang hidup di tahun 1940-an, dan tidak di masa kini. MMPI, yang didesain pada 1930 di Universitas Minnesota, Amerika Serikat, oleh Psikolog Starke Hathaway dan Psikiater Dr. J.R. Mckinley, dan mulai digunakan di tahun 1940, kini terungkap tidak lagi sahih. Pernyataan ini muncul dari Universitas Minnesota sendiri. Adalah Dr. James N. Butcher, psikolog dari Universitas Minnesota, yang baru-baru ini mengumumkan, MMPI sedang menjalani desain ulang besar-besaran. Perubahan itu dilakukan bersama Universitas North Carolina dan Universitas Kent, Ohio. Akibat pendesainan ulang itu, dunia psikotes dengan sendirinya akan mengalami keguncangan dan, dalam waktu dekat, harus mengadakan evaluasi. Mengapa? Karena MMPI adalah perangkat psikotes yang paling tua di dunia. Ia merupakan dasar bagi hampir semua perangkat psikotes yang dirancang, khususnya untuk psikologi klinis. Hingga kini, MMPI digunakan paling tidak di 46 negara termasuk Uni Soviet dan RRC, dan sudah diterjemahkan ke 115 bahasa. Kendati tak seluruh pertanyaan MMPI diadaptasi, dalam psikotes, pokok-pokok pertanyaan untuk psikologi klinis bisa dipastikan berasal dari MMPI. Di kalangan psikiatri dan psikologi klinis, MMPI diakui sebagai standar internasional untuk menentukan seseorang mengalami gangguan mental atau tidak. Menurut ilmu kedokteran jiwa, gangguan mental adalah gejala universal yang tidak dibatasi lingkup kebudayaan. Psikotes memang mengenal berbagai jenis perangkat, dan tidak semua psikotes bertujuan mendeteksi gangguan mental. Psikotes untuk penerimaan pegawai tentu mengandung berbagai pertanyaan, di samping ikhtiar mendeteksi gangguan mental. Pertanyaan itu umumnya berkaitan dengan keadaan lokal dan kebudayaan tertentu. Misalnya, perangkat psikotes yang digunakan di Lembaga Psikologi Terapan (LPT) Universitas Indonesia. "Perangkat kami tidak dapat disebut hanya memakai perangkat MMPI saja," ujar Direktris LPT-UI Dewi Matindas. Ia menambahkan, dalam menyusun perangkat psikotes di LPT-UI, dilakukan berbagai adaptasi. Berapa persen pertanyaan MMPI terkandung pada perangkat psikotes di Indonesia? Dewi tak dapat mengatakannya. Tapi ia mengakui perangkat psikotes di Indonesia merupakan gabungan dari perangkat yang dirancang di berbagai negara Eropa, Juga Amerika Serikat. Maka, akar MMPI bisa saja sudah lebur dalam perangkat-perangkat psikotes lain. Tekanan MMPI agaknya memang pada kesehatan mental. Melalui 550 pertanyaan pada perangkat psikotes itu, seseorang ditentukan apakah ia normal atau abnormal. Beban tanggung jawab itulah yang membuat para psikolog berbagai universitas di AS merasa perlu mencari akurasi. Butcher, yang memimpin tim Universitas Minnesota, mengatakan, hasil evaluasi menunjukkan perangkat MMPI lama, kenyataannya, banyak mendorong kesimpulan yang salah. Kesalahannya, menurut psikolog itu, sering kali muncul hanya karena pertanyaannya tidak komunikatif, dan beberapa malah tidak dimengerti sama sekali. "Di tahun 1940, psikologi klinis bisa dikatakan belum berkembang," ujar Butcher. Padahal, perangkat MMPI menjadi penentu beberapa kelainan mental, seperti paranoia, psikopatik, depresi, histeria, sisofrenia, keterpencilan sosial, maniak, sifat kelaki-lakian, sifat kewanita-wanitaan, dan sejumlah kelainan lagi. Sebagian dari kelainan itu masuk psikiatri, sebagian lagi bagian dari psikologi, termasuk psikotes. Masalah perangkat MMPI, sebenarnya, sudah menjadi bahan perdebatan di tahun 1982. Ketika itu, Harvey Horowitz, karyawan yang berulang kali gagal naik pangkat, secara kira-kira mencurigai psikotes yang dilakukan atas dirinya. Ia, lalu maju ke pengadilan, dan mendapat sokongan para psikolog yang radikal. Pengadilan belakangan berhasil memaksa perusahaan tempat Horowitz bekerja untuk mengungkapkan hasil psikotes karyawan yang malang itu, yang biasanya sangat dirahasiakan. Hasil psikotes memang menunjukkan, Horowitz punya kelainan mental, yang disebutkan sebagai "ketegangan pada sarafnya". Tapi, para psikolog yang radikal tidak sependapat dengan hasil psikotes itu. Toh, ikhtiar mengubah MMPI dan segera terlihat, dan para psikolog yang beroposisi menuduh Minnesota Press, yang memiliki hak paten perangkat itu, terlalu bersikap komersial. Waktu itu, Universitas Minnesota tak memberi komentar. Kini, tim pengubah MMPI, yang memulai proyeknya dua tahun lalu, mengakui kecerobohan itu. Dr. Jack Graham, yang memimpin tim Universitas Kent dalam pengubahan itu, mengakui, semua psikolog dan psikiater telah bersikap tidak bertanggung jawab membiarkan perangkat tes itu terus digunakan selama 44 tahun tanpa mengalami evaluasi sedikit pun. Padahal, katanya, tidak sukar untuk menyadari kejanggalan itu dengan akal sehat. Psikolog Dr. Sarlito Wirawan dari Universitas Indonesia berpendapat, mengubah perangkat psikotes adalah sebuah usaha mahabesar. Selain merancangnya berdasarkan berbagai teori, mengetes kesahihannya juga membutuhkan ikhtiar yang tidak kecil dan berulang-ulang. Dan, itu pula yang menjadi tantangan tim pengubah MMPI. Agustus lalu, desain MMPI baru selesai dikerjakan. Pada perangkat baru hanya 16 pertanyaan yang mengalami modifikasi untuk menjaga kontinuitas. Sisanya, 534 pertanyaan, mengalami perubahan total. Perangkat baru akan mengandung 704 pertanyaan. Perangkat tes untuk remaja dipisahkan, karena ada 654 pertanyaan mempunyai bentuk agak berbeda. Kini, tes MMPI baru itu sedang dicobakan pada 20.000 orang untuk menguji kesahihan dan pencarian standar. Bila usaha besar itu selesai, perangkat baru tak akan segera dinyatakan rampung. Butcher mengutarakan, hasil tes pada responden yang diambil secara acak itu akan dibandingkan lagi dengan hasil tes atas orang-orang yang positif dianggap normal. "Masih diperlukan waktu kurang lebih setahun lagi untuk menyelesaikan proyek ini," ujar Butcher. Memang baru tahun depan Universitas Minnesota merencanakan menerbitkan perangkat baru MMPI. Butcher menambahkan, timnya akan sangat berhati-hati menyusun perangkat baru MMPI. Ia tak bisa memastikan apakah perangkat baru itu akan mendapat pengakuan, tapi yang menjadi pertimbangan utama adalah MMPI lama mau tak mau harus diumumkan sebagai tidak lagi sahih. "Sebab, perangkat itu telah menjadi sebuah alat yang sangat berpengaruh dalam psikologi," katanya. Jim Supangkat, Laporan Erlina S. (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini