Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Sumber Listrik dari Urine

21 Mei 2012 | 00.00 WIB

Sumber Listrik dari Urine
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Bagi Nando Novia Hari Saputra dan Nurul Inayah Ba'da Maulidya, bau pesing yang meruap dari sanitasi asrama sekolah mereka justru merupakan sumber inspirasi. Ketidaknyamanan tinggal di asrama membuat siswa kelas II jurusan ilmu pengetahuan alam SMA Negeri 10 Malang, Jawa Timur, itu mencari siasat untuk mengubah urine yang mengganggu menjadi bermanfaat.

Mereka lantas berburu referensi, membedah kandungan urine sekaligus meneliti kemungkinan urine diolah menjadi energi listrik memakai teknologi fuel cell yang efisien. Hasilnya, kurang-lebih tiga bulan bereksperimen, keduanya berhasil merancang Photo Electro System, alat penghasil listrik perkawinan antara fuel cell berbahan bakar urine dan solar cell berbahan bakar sinar matahari. Alat ini terdiri atas empat bagian utama, yakni solar cell, electrolyzer, fuel cell, dan baterai litium.

Pada akhir April lalu, rancangan alat itu diboyong ke Tbilisi, Georgia. Dalam lomba teknologi International Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) 2012, alat rancangan Nando-Nurul berhasil menjadi juara pertama, mengalahkan 101 peserta dari 40 negara seluruh dunia.

Cara kerja alat itu sederhana. Pertama, solar cell menangkap dan mengolah energi matahari menjadi listrik. Sebagian listrik yang dihasilkan dikirim dan disimpan ke baterai. Sedangkan sebagian listrik lainnya dikirim ke tabung urine yang sekaligus berfungsi sebagai electrolyzer. Di sini terjadilah proses elektrolisasi atau menguapkan urine menjadi gas hidrogen dan nitrogen.

Gas nitrogen akan dilepaskan ke udara, sedangkan gas hidrogen ditangkap dan dialirkan ke fuel cell diolah menjadi listrik. Sumber energi yang dihasilkan fuel cell mencapai dua kali lipat dari jumlah listrik yang dialirkan oleh solar cell ke electrolyzer. Listrik dari urine itu kemudian dikirim dan disimpan ke dalam baterai sehingga menambah pasokan listrik dari solar cell.

Rancangan sistem energi listrik itu telah diuji coba menggunakan miniatur mobil radio kontrol. Satu liter urine rata-rata mampu menghasilkan listrik untuk menempuh jarak 17 kilometer.

Tak hanya itu. Mereka berdua juga membuat rancangan untuk mengadopsi alat itu pada mobil listrik. Caranya dengan meletakkan panel solar cell berkapasitas 200 watt di atap mobil, electrolyzer, dan fuel cell di ruang mesin, serta baterai 325 volt di bagasi atau di bawah jok mobil. Hasilnya, mobil mampu melaju hingga 60 kilometer per jam.

Nando mengatakan proses elektrolisasi satu liter urine hanya membutuhkan waktu 1,5 menit. Proses elektrolisasi urine lebih efektif dibandingkan dengan air. Namun tidak semua urine bisa digunakan. ”Hanya urine dari manusia sehat yang bisa dipakai,” kata Nando. Sebab, proses elektrolisasi akan terganggu jika urine mengandung unsur gula atau bahan kimia lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus