Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Tim Mahasiswa UGM Manfaatkan Tulang Hewan Sebagai Filter Pembersih Air Limbah

Tim mahasiswa UGM mengembangkan inovasi pemanfaatan limbah gigi dan tulang hewan sebagai sarana filtrasi air limbah untuk irigasi.

6 September 2024 | 08.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan inovasi pemanfaatan limbah gigi dan tulang hewan sebagai sarana filtrasi air limbah menjadi air untuk sistem irigasi sawah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami melihat bahwa limbah gigi dan tulang yang ada di Indonesia masih belum banyak digunakan. Sebagian besar masyarakat membuang limbah tersebut," kata Ketua Tim Mahasiswa UGM Aulia Pradnya Maharani soal ide inovasinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dalam limbah (gigi dan tulang) tersebut terdapat kandungan hidroksiapatit yang dapat digunakan menjernihkan air," kata Aulia dalam keterangannya di Yogyakarta, Kamis, 5 September 2024, seperti dikutip Antara. 

Tim mahasiswa UGM dari berbagai disiplin ilmu itu tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Video Gagasan Konstruktif (VGK) yang terdiri atas Aulia Pradnya Maharani, Orchidthania Putri, Gugun Hutagalung, Danial Bagus Setiawan, dan Anna Hamidah.

Menurut Aulia, ide inovasi yang diusung berasal dari permasalahan yang muncul di daerah Kabupaten Sleman, DIY. Di sana terdapat kawasan permukiman yang padat penduduk dan ada sawah di dekatnya. 

Danial menambahkan, ide yang bernama "Hydrosan" itu dapat memberikan dampak jangka panjang yang lebih baik pada sistem sanitasi air. 

Cara kerja pembersihan, kata Danial, diawali dengan pengolahan air limbah dengan menampungnya terlebih dahulu. Setelah itu diproses di tempat penjernihan air. Selama proses pengolahan, air akan mengalami berbagai proses, mulai dari pembersihan, penjernihan, hingga penyaringan. Setelah itu, air akan disalurkan ke reservoir sebelum menuju saluran irigasi sawah. 

"Integrasi antara reservoir dengan sistem irigasi sawah dilakukan menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian air," kata Danial.

Orchidthania menambahkan bahwa sistem ini sebenarnya sudah diterapkan di berbagai instalasi pengolahan air bersih. Penggunaan hidroksiapatit sebagai filtrat merupakan salah satu bagian istimewa dalam rancangan sistem ini. 

Menurut dia, kegiatan itu diharapkan dapat dimanfaatkan guna mengurangi limbah gigi dan tulang yang dihasilkan oleh masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas air dan hasil pertanian.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus