Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pihak Rektorat Universitas Gadjah Mada (UGM) belum menyetujui usulan tentang penerimaan mahasiswa jalur khusus penghafal kitab suci dan pelantun kitab dengan seni. Alasannya, sebagai perguruan tinggi nasional, universitas ini terbuka bagi siapa pun anak bangsa yang berprestasi dan berasal dari berbagai kalangan maupun latar belakang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dalam pelaksaan Tri Dharma perguruan tinggi, UGM selalu berlandaskan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan kebudayaan Indonesia," kata Iva Aryani, juru bicara UGM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Landasan tersebutlah yang melatarbelakangi proses penerimaan mahasiswa baru. Iva menjelaskan, terkait surat Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Nomor 5447/UN1/EB/KL/2017 perihal usulan jalur penerimaan mahasiswa baru, pimpinan UGM telah memutuskan untuk tidak mengakomodasi usulan tersebut. "Demikian informasi yang bisa kami sampaikan, " kata dia.
Sebelumnya, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM bersedia dalam penerimaan mahasiswa baru dengan menampung para penghafal kitab suci dan pelantun kitab dengan seni. Wacana ini muncul setelah ada evaluasi penerimaan mahasiswa baru 2017 pada 24 Oktober yang lalu. Fakultas itu siap menerima calon mahasiswa melalui jalur seleksi bibit unggul.
Namun, dalam surat yang beredar dan ditandatangani oleh Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis itu tidak secara spesifik menyebut kitab suci agama tertentu. "Itu baru usulan sehingga belum resmi, belum sampai hal-hal jumlah dan sebagainya," kata Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Eko Suwardi, Sabtu, 4 November 2017.
Simak artikel menarik lainnya tentang jalur masuk penghafal kitab suci dan kabar terbaru dari UGM hanya di kanal Tekno Tempo.co.
MUH SYAIFULLAH