Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

UI Gandeng UC Berkeley Kerja Sama Penelitian

Universitas Indonesia (UI) dan UC Berkeley akan melakukan riset selama satu tahun di bidang Energi, Bioengineering dan Biomedical Engineering.

28 April 2022 | 13.33 WIB

UI gandeng UC Berkeley untuk kerja sama penelitian. Foto : UI
Perbesar
UI gandeng UC Berkeley untuk kerja sama penelitian. Foto : UI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -  Universitas Indonesia (UI) melakukan kerja sama dengan University of California, Berkeley (UC Berkeley). Kerja sama antara UI dan UC Berkeley meliputi program Visiting Research Young Scholar dari Universitas Indonesia untuk melakukan riset selama satu tahun di bidang Energi, Bioengineering dan Biomedical Engineering bersama para professor terkemuka dari UC Berkeley. Program ini didukung penuh oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam kunjungan Rektor UI Ari Kuncoro ke UC Berkeley pada Sabtu, 23 April lalu, Ari didampingi Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset Dedi Priadi, Direktur Kerja Sama Toto Pranoto, Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Heri Hermansyah, dan tim dari LPS yang dipimpin Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain berkunjung ke UC Berkeley, Delegasi UI dan LPS juga melaksanakan kunjungan kerja ke University of California, Los Angeles (UCLA), dan dua Accelerator Start-up di Silicon Valley yaitu Mind the Bridge (MTB) dan Plug and Play serta kunjungan ke Tesla.

“Program kerja sama ini merupakan bagian dari program “Scholars Engagement Program for Natural Resources-Based Research and Innovation” yang dibiayai penuh oleh Lembaga Penjamin Simpanan," ujar Ari. Ari mengatakan program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas riset dan periset dari peneliti muda di UI. Sebagai pilot project, kolaborasi pertama adalah antara Fakultas Teknik UI (FTUI) dan School of Engineering UC Berkeley.

Selain program di atas, LPS juga mendukung UI dengan program Research Grant for Selected Topics. Di dalam program ini, LPS memberikan pendanaan selama satu tahun kepada empat buah proposal riset di bidang sustainable energy, biotechnology dan atau green economy. “Diharapkan dengan kerja sama ini, UI dapat mencetak peneliti muda unggul yang memiliki international exposure yang kuat, yang berpengalaman dalam menjalankan riset di laboratorium cutting edge," kata Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa.

Saat mengunjungi UCLA, para pimpinan UI dan tim LPS diterima langsung oleh Chancellor of the University of California, Gene David Block. Rombongan diterima Chancellor UCLA dan tim Asia Pasific UCLA termasuk pimpinan di School of Engineering dan kerja sama Asia Pasifik.

Tujuan pertemuan ini adalah merintis kerjasama pendidikan, terutama di tahap pertama dengan FTUI untuk student exchange program, sekaligus menawarkan kemungkinan Fast Track Program Bachelor Master dalam 5 tahun, yang mana mahasiswa dapat menyelesaikan dan memperoleh gelar sarjana dari UI dan melanjutkan pendidikan magister di UCLA. Selain itu, kerja sama sektor kesehatan juga dibicarakan dengan kemungkinan UCLA membuka Rumah Sakit di Indonesia yang mana UI bisa menjadi mitra.

Tim UI dan LPS juga melakukan kunjungan ke beberapa industri di Silicon Valley, yaitu IT Accelerator Start-up Mind the Bridge (MTB) dan Plug and Play. Pada kunjungan ini, kata Ari, terjalin diskusi mengenai bagaimana kecenderungan korporasi besar untuk mengembangkan open innovation untuk mempercepat pertumbuhan produk dan bagaimana perusahaan mencari serta membina bibit start-up yang kemudian dipertemukan (matching) dengan korporasi global.

Kedua perusahaan ini melakukan kemitraan dengan banyak universitas ternama di Amerika Serikat dan juga korporasi global. Ke depannya, kata Ari, UI akan bekerja sama lebih lanjut dengan kedua perusahaan tesebut untuk mencari bibit start-up di UI dan Indonesia untuk dikembangkan.

Pada kunjungan benchmarking ke pabrik Tesla di Silicon Valley, delegasi UI bertemu dengan 10 diaspora Indonesia yang saat ini bekerja di sana. Salah satunya adalah Edwin Prasetyo yang bekerja sebagai Software Engineer di Tesla.

Diskusi ini membahas terkait dengan eksplorasi perkembangan teknologi mobil listrik masa depan dan proses percepatan teknologi mobil listrik yang dilakukan oleh Tesla. Selain itu, diskusi ini juga membahas talent dari Indonesia untuk memiliki kesempatan berkarier di Tesla melalui berbagai strategi yang dapat diterapkan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus