Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tokyo - Satu tim ilmuwan Jepang mengumumkan keberhasilan mereka menciptakan kondisi mirip hibernasi pada tikus percobaan di laboratorium. Caranya, mereka menstimulasi sel-sel saraf tikus itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian tentang hibernasi buatan itu dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature edisi terbaru. Adapun penelitian dilakukan oleh tim dari Universitas Tsukuba dan Riken, sebuah institut riset milik pemerintah negara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil eksperimen itu menawarkan potensi aplikasi medis pada manusia maupun bidang eksplorasi luar angkasa yang membutuhkan penerbangan panjang dengan kadar oksigen yang terbatas.
Tikus jelas tidak memiliki kebiasaan hibernasi. Kebiasaan tidur panjang ini dilakukan beberapa jenis mamalia dengan sengaja menurunkan suhu tubuh untuk menghemat energinya selama musim dingin. Kebiasaan ini menolong mereka bertahan dari kelangkaan sumber makanan sepanjang musim itu.
Sejumlah studi sebelumnya telah mengindikasikan kalau sistem saraf pusat terkait dengan aktivitas hibernasi. Tapi belum jelas bagaimana mekanismenya bekerja.
Penelitian terbaru mengungkap bahwa ketika sel saraf tikus yang disebut "Q neurons"--terdapat di bagian otak bernama hipotalamus--distimulasi dengan obat-obatan tertenu, suhu tubuh normal hewan itu langsung drop. Dari normalnya sekitar 37 derajat Celsius menjadi 24 derajat.
Konsumsi oksigen si tikus lab pun terpangkas menjadi 10-20 persen dari konsumsi normal. "Temuan ini akan mendorong riset hibernasi pada manusia," kata Takeshi Sakurai, profesor di Universitas Tsukuba yang terlibat dalam penelitian itu.
Tim peneliti menyatakan Q neuron dalam sel saraf manusia juga mungkin, jika dimanipulasi, digunakan untuk menciptakan kondisi hibernasi buatan.
XINHUA