TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memperkirakan Vaksin Merah Putih sudah akan diproduksi pertengahan 2022 mendatang. Itu artinya sudah melalui perizinan dari BPOM untuk vaksin itu bisa digunakan luas. "Harapannya, Juli atau pertengahan 2022 bisa diproduksi," kata Penny saat ditemui di Yogyakarta, Jumat 3 Desember 2021.
Penny membeberkan bahwa pada Desember ini, satu Vaksin Merah Putih mulai masuk tahap uji klinis. Tahap ini setelah penelitian vaksin melalui sejumlah tahap, khususnya merampungkan tahap praklinis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penny menyebut saat ini setiap vaksin telah diteliti oleh para ahli secara seksama untuk menghadapi perkembangan virus penyebab Covid-19 yang terus bermutasi. Termasuk Vaksin Merah Putih disebutnya, sebelum masuk tahap produksi, menjalani penelitian dari enam calon fasilitas penelitian di berbagai lembaga pendidikan tinggi tanah air
"Ada satu yang intens didampingi BPOM yakni dari Universitas Airlangga (Unair di Surabaya)," kata Penny.
Ketika tahap praklinis rampung, bibit vaksin Merah Putih akan diuji pada manusia. Tahap tersebut rencananya paling cepat bisa dimulai pada Desember ini juga. "Dari tahap pra klinis kan masuk ke uji klinis terhadap manusia, jadi suntikan trial itu mudah-mudahan bulan Desember," kata Penny.
Penny mengatakan produksi vaksin dalam negeri tak lepas dari upaya mewujudkan kemandirian dalam industri farmasi dan kesehatan.
Aspek ini dinilainya amat penting di masa pandemi seperti sekarang ini.
"Kami yakin produksi Vaksin Merah Putih telah melalui berbagai prosedur standar dan melibatkan para pakar. Untuk itu, vaksin ini diharap dapat turut mengatasi situasi pandemi yang saat ini varian virusnya terus bermutasi," kata dia.
BPOM, kata Penny, menilai proses penelitian Vaksin Merah Putih sejauh ini telah memenuhi aspek kesehatan dan melibatkan para ahli di bidangnya. Produksi vaksin Merah Putih juga memenuhi sertifikasi cara produksi obat yang baik (CPOB) yang diterbitkan oleh BPOM.
"BPOM bertanggungjawab menjaga mutu produksi vaksin yang secara berkala, sehingga kami terus monitor," ujarnya.