Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Vaksin Sinopharm untuk Gotong Royong: Data Efektivitas sampai Harga

Vaksin Sinopharm kini digunakan paling luas di antara vaksin Covid-19 dari Cina. Tapi soal transparansi data uji klinis sama saja.

4 Mei 2021 | 13.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang staf menunjukkan sampel vaksin COVID-19 nonaktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibu kota China, pada 10 April 2020. Kredit: Xinhua/Zhang Yuwei

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan emergency use of authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 kedua asal Cina, yakni Vaksin Sinopharm. Otorisasi penggunaan darurat vaksin ini ditujukan bagi rencana vaksinasi mandiri, atau yang dikenal sebagai Program Vaksin Gotong Royong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama Vaksin Gotong Royong diberikan untuk vaksin-vaksin yang direkomendasikan digunakan perusahaan swasta dalam penyelenggaraan vaksinasi mandiri tersebut. Tujuan vaksinasi mandiri adalah mempercepat pencapaian kondisi herd immunity.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sudah diberikan EUA untuk vaksin produksi Beijing Bio Institute Biological Product, yang merupakan salah satu unit dari Sinopharm, yang merupakan anak perusahaan China National BioTech Group," kata Kepala BPOM Penny Lukito, pada Jumat 3 April 2021.

BPOM menegaskan vaksin Sinopharm yang dimaksud yang diberikan izin digunakan di Indonesia adalah yang diproduksi Beijing Bio Institute Biological Product, BBIBP-CorV. Ini karena Sinopharm saat ini memiliki atau mengembangkan dua macam Vaksin Covid-19. Jenis kedua adalah yang diproduksi dari unitnya yang ada di Wuhan--juga telah digunakan di Cina.

Keduanya, juga vaksin Sinovac yang juga asal Cina, sama mengembangkannya dengan platform SARS-CoV-2--virus corona Covid-19--yang sudah dimatikan atau dilemahkan sehingga tak mampu bereplikasi. Teknologi di antara kedua vaksin Sinopharm sama tapi menggunakan sampel SARS-CoV-2 yang berbeda untuk pemantik antibodinya. Proses uji klinisnya pun berjalan masing-masing.

"Berdasarkan dari data-data yang kami terima, baik itu data mutu, data produksi, maupun data studi preclinical dan uji clinic, dapat disimpulkan bahwa pemberian Vaksin Sinopharm 2 dosis, dengan selang pemberian 21 sampai 28 hari, menunjukkan profil keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik," kata Penny menuturkan.

Faktanya, Vaksin Sinopharm dari Beijing tak pernah mempublikasikan hasil-hasil uji klinis finalnya dalam jurnal ilmiah--sehingga tak pernah mendapat peer review alias diuji sesama peneliti di luar tim pembuatnya. Problem transparansi ini ada pada semua vaksin Covid-19 asal Cina yang saat ini sudah digunakan, termasuk Sinovac.

Yang ada adalah data efikasi yang berasal dari pengumuman pembuat dan pemerintahan yang negaranya menjadi lokasi uji klinis vaksin-vaksin tersebut. Sinopharm mengklaim pada Desember 2020, berdasarkan uji klinis tahap tiga yang telah dilakukan, kalau vaksin pertamanya itu efektif 79 persen mencegah gejala Covid-19.

Efektivitas itu lebih rendah daripada 86 persen yang kemudian dilaporkan masih pada bulan yang sama oleh Uni Emirat Arab--satu di antara negara yang menjadi lokasi uji klinis final Vaksin Sinopharm BBIBP-CorV. Lokasi uji klinis lain tersebar di Bahrain, Mesir, Yordania, dan Peru.

Seorang anggota staf bekerja memantau jalur produksi vaksin COVID-19 di Institut Produk Biologi Beijing dari China National Biotec Group (CNBG) Sinopharm, selama kunjungan di Beijing, Cina 26 Februari 2021. REUTERS/Tingshu Wang

Vaksin Sinopharm ini pula yang kini digunakan paling luas di antara vaksin Covid-19 dari Cina. Hampir 30 negara di dunia telah menerbitkan izin penggunaan daruratnya, termasuk Guyana, Hungaria, dan Serbia.

Hungaria, sebagai catatan, adalah negara pertama di Uni Eropa yang memberi EUA kepada penggunaan Vaksin Covid-19 asal Cina. Pada 12 Maret 2021 negara itu setuju membeli $36 atau sekitar Rp 519 ribu per dosis Vaksin Sinopharm itu.

Harga pembelian berbeda di tiap-tiap negara. Di Senegal, Vaksin Sinopharm dibanderol lebih murah, $19 per dosis. Adapun di dalam negerinya, media-media di Cina pernah melaporkan pada Desember lalu kalau Sinopharm dan Sinovac menagih kepada pemerintahnya senilai $30 per dosis. Tidak ada keterangan yang dirilis ke publik perihal ongkos pengembangan vaksin-vaksin itu.

BMJ | NYTIMES | REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus