Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

BPOM Resmikan Vaksin Sinopharm sebagai Booster Heterolog

Sebelumnya, BPOM hanya membolehkan Sinopharm sebagai dosis booster homolog.

22 Maret 2022 | 13.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tenaga medis menunjukkan vaksin Sinopharm saat kegiatan vaksinasi COVID-19 untuk ekspatriat di Gelanggang Remaja Tanjung Priok, Jakarta, Rabu 29 Desember 2021. Kegiatan itu diikuti oleh 49 orang ekspatriat atau warga negara asing (WNA) yang tinggal di Indonesia. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali merilis satu regimen booster heterolog untuk vaksin Sinopharm. Sebelumnya, Sinopharm hanya boleh diberikan sebagai dosis booster homolog.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Booster heterolog vaksin Sinopharm satu dosis diperuntukkan untuk subyek usia 18 tahun ke atas yang telah mendapatkan vaksin primer Sinovac dosis lengkap enam bulan sebelumnya,” ujar Kepala BPOM, Penny K Lukito lewat keterangan resmi, Selasa, 22 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Booster homolog artinya dosis ketiga menggunakan jenis vaksin yang sama dengan dosis satu dan kedua. Sedangkan heterolog, menggunakan vaksin ketiga dengan jenis yang berbeda. Berdasarkan pertimbangan aspek keamanan, kata Penny, penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster heterolog secara umum dapat ditoleransi dengan baik.

Reaksi lokal yang paling sering dilaporkan dalam uji klinik booster heterolog vaksin ini yaitu nyeri pada tempat suntikan, pruritus/rasa gatal, kemerahan dan pembengkakan. Adapun kejadian sampingan sistemik yang paling banyak dilaporkan adalah fatigue/kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan batuk.

“Profil kejadian sampingan yang dilaporkan dalam uji klinik booster heterolog ini, serupa dengan kejadian sampingan pada uji klinik vaksin primer maupun booster homolog, yaitu bersifat ringan hingga sedang," tutur Penny.

Dari aspek imunogenisitas, lanjut Penny, hasil analisis pemberian satu dosis booster vaksin Sinopharm pada kelompok subjek vaksin primer Sinovac, menunjukan adanya peningkatan respon antibodi. Peningkatan ini terjadi pada pengukuran hari ke-14 dan ke-28 pasca pemberian dosis booster. Antibodi IgG anti-sRBD menunjukkan peningkatan sebesar 8,19 kali dan 10,65 kali dibandingkan sebelum pemberian booster (baseline).

“Disetujuinya penggunaan vaksin Sinopharm ini telah menambah alternatif vaksin booster heterolog bagi masyarakat yang menggunakan vaksin primer Sinovac sebelumnya. BPOM mengimbau masyarakat turut menyukseskan vaksinasi sebagai upaya kunci dalam memutus rantai penyebaran Covid-19," ujar Penny.

DEWI NURITA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus