Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim dokter bedah di Boston, Amerika Serikat ,mengumumkan pada 21 Maret 2024 telah sukses mencangkokkan sebuah ginjal babi ke dalam tubuh seorang pria berusia 62 tahun, penderita gagal ginjal. Kondisi penerima donor itu, Richard Slayman, kini menjalani pemulihan dengan baik dan diharapkan bisa pulang ke rumahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini adalah kali pertama sebuah ginjal babi ditransplantasikan ke manusia yang 'masih hidup', menjadikannya sebuah tonggak signifikan dalam bidang xenotransplantasi atau transfer organ hewan ke manusia. Prosedur cangkok ginjal babi ke pasien telah sebelumnya dilakukan, namun seluruhnya melibatkan orang-orang yang telah divonis mati batang otak dan hidupnya sudah bergantung kepada alat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Keberhasilan dari transplantasi ini adalah puncak dari upaya oleh ribuan saintis dan dokter selama beberapa dekade," kata Tatsuo Kawai, Direktur Legorreta Center for Clinical Transplant Tolerance di Massachusetts General Hospital, Boston, Amerika Serikat. Kawai menambahkan, "Harapan kami adalah pendekatan ini akan menawarkan pertolongan bagi jutaan pasien di seluruh dunia yang sedang menderita gagal ginjal."
Dari antara operasi cangkok ginjal babi sebelumnya itu adalah yang dilakukan pada Juli tahun lalu oleh Robert Montgomery dan para koleganya di NYU Langone Health, New York. Ginjal cangkokan itu sempat berfungsi tanpa tanda-tanda adanya penolakan oleh sistem imun tubuh resipien atau infeksi selama lebih dari satu bulan.
Adapun Kawai dan timnya melakukan bedah transplantasi itu pada 16 Maret 2024. Operasi berlangsung selama 4 jam, dan ginjal itu disebutkan telah mulai memproduksi urine serta berfungsi membuang produk sampah dan kelebihan cairan dari dalam darah Slayman pada akhir pekan lalu. Kondisi Slayman juga dilaporkan terus membaik dan dia bahkan tak lagi menjalani dialisis ginjal, sebuah indikasi lebih jauh dari ginjal barunya berfungsi normal.
Organ ginjal untuk Slayman berasal dari perusahaan farmasi eGenesis. Perusahaan ini mengembangbiakkan babi yang telah direkayasa secara genetika. Babi-babi itu dibuat sehingga membawa beberapa gen manusia, dan dihilangkan gen-gennya yang dianggap berbahaya untuk tubuh manusia.
Rekayasa genetika itu untuk mengurangi peluang terjadinya penolakan oleh tubuh penerima donor saat transplantasi, atau ketika sistem imun menyerang organ asing dan menyebabkan transplantasi gagal.
Sejauh ini dilaporkan kalau tidak ada gejala penolakan itu dan Slayman pun mampu berjalan sendiri. Tim dokternya berharap untuk segera mengizinkannya meninggalkan rumah sakit.
Slayman, seorang supervisor di Departemen Transportasi negara bagian setempat, telah bertahun-tahun sebelumnya mengidap diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi. Dia telah menjadi pasien tetap di rumah sakit itu selama lebih dari satu dekade.
Setelah mengalami gagal ginjal, pria kulit hitam ini harus bergantung kepada terapi dialisis selama tujuh tahun sebelum dia menerima donor ginjal pada Desember 2018. Namun, organ ginjal hasil donor saat itu menunjukkan tanda-tanda kegagalan fungsi sekitar lima tahun dan Slayman mengembangkan penyakit komplikasi lain, termasuk gagal ginjal kongestif atau jantung tak mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup.
Slayman lalu mulai kembali menjalani terapi dialisis ginjal pada Mei tahun lalu. Di tengah jalan dia mengalami komplikasi vaskuler yang parah--gumpalan di pembuluh darah--dan dia harus kembali menjalani perawatan intensif. Itu berdampak serius kepada kualitas hidup Slayman sambil dia menunggu operasi transplantasi kedua.
Seperti hanya Slayman, ada lebih dari 100 ribu orang di Amerika Serikat sedang menunggu cangkok organ. Di antara mereka, sebanyak 17 di antaranya meninggal dalam penantian setiap harinya.
Saat ditawari cangkok ginjal donor dari babi, Slayman setuju. Badan Obat dan Makanan AS kemudian memberikan izin operasi xenotransplantasi eksperimental untuk Slayman karena memandang tak ada opsi perawatan lainnya.
"Saya melihatnya tidak hanya sebagai sebuah cara untuk menolong saya, tapi ini adalah sebuah cara untuk memberi harapan untuk ribuan orang yang membutuhkan transplantasi untuk bisa tetap bertahan," bunyi pernyataan Slayman.
Tak hanya organ ginjal, xenotransplantasi juga pernah dilakukan pada organ jantung manusia. Tapi, selama ini, hanya ada dua orang lain yang pernah menerima atau menjalaninya. Keduanya menerima donor jantung babi yang sudah dimodifikasi secara genetis.
Pertama adalah David Bennet, yang meninggal dua bulan kemudian, diduga karena komplikasi dari virus babi yang disebut porcine cytomegalovirus. Kedua adalah pria bernama Lawrence Faucette, meninggal karena penolakan oleh imun tubuhnya enam minggu berselang operasi.
MASSGENERAL, NEWSCIENTIST, NYTIMES