Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

8 Pemain Remaja yang pernah Bersinar di Piala Eropa, Ada Ronaldo dan Rooney

Penyelenggaraan turnamen sepak bola Piala Eropa kerap memunculkan bintang-bintang muda yang cemerlang. Ini 8 di antaranya.

9 Juni 2024 | 01.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cristiano Ronaldo saat memperkuat Portugal pada 2004. (marca)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penyelenggaraan turnamen sepak bola Piala Eropa kerap memunculkan bintang-bintang muda yang cemerlang. Mereka tampil mencorong, menjadi kunci di timnya, ketika masih berusia di bawah 20 tahun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney termasuk dalam daftar pemain remaja yang bersinar di Piala Eropa, seperti dirilis UEFA. Keduanya kemudian terus melesat setelah turnamen tersebut, menjadi pemain dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, tak semua bintang remaja Piala Eropa itu bernasib sama seperti Ronaldo dan Rooney. Banyak yang bersinar dan kemudian tenggelam.

Berikut daftar pemain remaja (usia di bawah 20 tahun) berpenampilan menonjol dalam sejarah Piala Eropa:

1. Renato Sanches, 18 Tahun 296 Hari (Portugal) – Piala Eropa 2016

Turun dari bangku cadangan dalam tiga dari empat pertandingan pertama Portugal, pemain berusia 18 tahun ini tampil tidak kenal takut. Renato memiliki kemampuan mengobrak-abrik lini tengah lawan dengan kecepatan yang memadai.

Penampilan gemilangnya dari bangku cadangan membuat Renato dipercaya menjadi starter pada perempat final. Ia membayar kembali kepercayaan pelatih Fernando Santos dengan membatalkan keunggulan awal Polandia. 

Melakukan tipuan ke kanan, Renato memotong ke dalam, memainkan umpan satu-dua, lalu melepaskan tembakan dari tepi kotak penalti. Memperlihatkan kekuatan, keterampilan, dan visi, gelandang yang sekarang bermain di AS Roma (pinjaman dari Paris Saint Germain) tersebut kemudian dipercaya menjadi starter.

Renato memimpin lini tengah dengan cara luar biasa, baik pada semifinal maupun final saat Portugal menang melawan favorit Prancis untuk mengangkat trofi juara.

2. Kingsley Coman, 19 Tahun 362 Hari (Prancis) – Piala Eropa 2016

Kekuatan, keterampilan, dan kecepatan sang pemain sayap terlihat jelas dalam turnamen Euro 2016 di Prancis. Kingsley Coman tampil dalam tiap pertandingan kecuali semifinal, lalu jadi starter dalam dua laga grup Les Bleus.

Diturunkan pelatih Didier Deschamps di sayap kiri dan kanan, pemain muda “bertumit jet” ini menunjukkan kemampuan luar biasa untuk menghindari lawan, mematahkan kecepatan, dan berlari. Caranya berliku, pengalihan permainan, dan umpan-umpannya yang menarik membuat Coman terus menjadi ancaman saat tuan rumah melaju ke final.

Selanjutnya: Rooney...

3. Wayne Rooney, 18 Tahun 231 Hari (Inggris) – Piala Eropa 2004

Wayne Rooney yang saat itu merupakan sosok penyerang berusia 18 tahun, bersinar saat tampil dalam Euro 2004 di Portugal, mencetak empat gol dalam empat pertandingan. Mengalahkan Swiss dalam laga grup kedua Inggris, penyerang ajaib dari klub Everton itu mencetak gol pertamanya dan kemudian mencetak gol lagi di tiang dekat untuk menggandakan golnya.

Rooney membantu memastikan lolosnya Inggris ke sistem gugur usai memberi umpan kepada Paul Scholes yang mencetak gol pembuka  melawan Kroasia. Rooney kemudian mencetak gol kedua Inggris, ia dengan nyaman melintasi wilayah pertahanan Kroasia dan dengan tenang mengonversi gol ketiga menjadi kemenangan 4-2.

Namun, patah tulang metatarsal mengakhiri aksinya sebelum waktunya pada perempat final melawan Portugal, di mana The Three Lions tersingkir melalui adu penalti.

4. Cristiano Ronaldo, 19 Tahun 127 Hari (Portugal) – Piala Eropa 2004

Pemain remaja sensasional Manchester United ini mencetak gol hiburan pada menit-menit akhir dalam kekalahan mengejutkan Portugal dari Yunani pada babak grup Euro 2004. Namun, tuan rumah Portugal tetap menjadi juara grup dan selanjutnya giliran Inggris yang mencoba menggagalkan pemain sayap cerdik itu. 

Pertandingan perempat final yang menegangkan akhirnya berakhir dengan adu penalti. Ronaldo mencetak gol penalti keempat Portugal dengan langkah terhuyung-huyung untuk melepaskan tembakan ke sudut atas.

Beberapa hari kemudian, pemain 19 tahun itu mencetak gol keduanya dalam turnamen euro 2004 di semifinal lawan Belanda. Ia memberi umpan kepada Maniche melalui sepakan sudut yang diambil dengan cepat. 

Ronaldo juga bermain sepanjang 90 menit dalam laga final, bekerja sama dengan baik dengan Deco hingga menimbulkan masalah bagi Yunani, lawan yang mengalahkan mereka pada penyisihan grup.

Namun Portugal gagal meraih juara usai kembali dikalahkan oleh tim yang tidak diunggulkan tersebut.

Selanjutnya: Chivu...

5. Cristian Chivu, 19 Tahun 227 Hari (Rumania) – Piala Eropa 2000

Bek kiri 19 tahun ini bermain tiap menit dalam perjalanan Rumania ke perempat final, meski baru mendapatkan empat caps di timnas Rumania sebelum Euro 2000. Hasil imbang 1-1 yang mengejutkan saat menghadapi juara bertahan Jerman pada penyisihan Grup A membuat tim Tricolorii mendapat manfaat yang baik. 

Lalu saat kekalahan dari Portugal terjadi, Chivu sebenarnya tampil baik. Ia menjelajahi sektor kiri dan kerap melepaskan umpan silang berbahaya. Bintang muda Ajax ini kemudian mencetak gol internasional pertamanya, gol pembuka dalam kemenangan melawan Inggris pada laga terakhir penyisihan grup.

Umpannya yang melayang ke area penalti menipu semua pemain lawan dan memantul ke tiang belakang.  Rumania lolos ke fase knock-out menghadapi Italia, tapi Italia terbukti terlalu kuat bagi Rumania pada babak delapan besar.

6. Patrick Kluivert, 19 Tahun 342 Hari (Belanda) – Piala Eropa 1996

Penyerang Ajax berusia 19 tahun itu diturunkan dari bangku cadangan untuk pertandingan Grup A ketiga berturut-turut saat Oranje tertinggal 0-4 dari tuan rumah Inggris. Melakukan pergerakan yang membelah pertahanan lawan, ia memanfaatkan umpan terobosan Dennis Bergkamp, memberikan gol hiburan menit ke-78 mengecoh kiper Inggris, David Seaman.

Belanda unggul selisih gol atas Skotlandia pada penyisihan grup untuk melaju ke fase knock-out, dan striker tajam muda ini jadi starter pada perempat final melawan Prancis.

Dalam delapan besar yang kemudian berakhir tanpa gol setelah perpanjangan waktu, Kluivert tidak menunjukkan rasa gugup saat melepaskan tendangan penalti ketiga Belanda dari adu penalti. Ia melesakkan bola tanpa cela ke sudut kanan bawah gawang kiper Bernard Lama. Tapi langkah Belanda terhenti karena Prancis menang dengan skor tipis 5-4.

Selanjutnya: Laudrup...

7. Michael Laudrup, 19 Tahun 362 Hari (Denmark) – Piala Eropa 1984

Sosok gemilang dalam tim berjulukan Dinamit, Michael Laudrup, membantu Denmark melaju ke empat besar Euro 1984. Laudrup merupakan tipikal penyerang yang mengincar umpan cerdas. Pemain SS Lazio ini tampil dalam tiap menit pertandingan Denmark. Ia menunjukkan bakatnya dalam melewati pemain bertahan lawan dengan mudahnya lewat gerakan bahu dan pergantian kaki yang cepat. 

Sehari setelah ulang tahunnya ke-20, Laudrup memberikan dua assist dalam kemenangan 5-0 pada penyisihan grup melawan Yugoslavia. Merespons sebuah sontekan ke depan, sentuhan cekatan Laudrup melewati kiper jatuh ke kaki Klaus Berggreen yang mencetak gol kedua Denmark.

Kemudian, memanfaatkan upaya yang salah, Laudrup memberi umpan kepada Preben Elkjaer untuk mencetak gol keempat. Sebagai eksekutor ketiga dalam adu penalti melawan Spanyol di semifinal, Laudrup tidak membuat kesalahan dalam mengeksekusi penaltinya. Namun, dalam tendangan penalti ke-10 harapan Denmark pupus, sehingga harus menyerahkan tiket final kepada La Roja.

8. Ferenc Bene, 19 Tahun 182 Hari (Hungaria) – Piala Eropa 1964

Selain jadi pencetak gol terbanyak Euro 1964 (mencetak gol dalam dua laga Hungaria), pemain 19 tahun ini berkontribusi membawa negaranya finis peringkat ketiga Euro 1964. Sebagai sayap kanan dalam susunan pemain Tim Magyar (julukan Hungaria), pemain dinamis dari klub Ujpesti Dozsa ini membawa bakat kreatif, kecepatan, dan keterampilan ke sisi yang mengalir bebas.

Tertinggal 0-1 dari Spanyol pada semifinal Euro 1964, Bene menyamakan skor pada menit-menit akhir dalam satu kesempatan, yang membuat kiper lawan gagal memaksa bola melewati garis. Namun, gol penyama kedudukan yang dicetak Bene tidak cukup membawa Denmark lolos ke semifinal. Spanyol sukses meraih kemenangan dalam masa perpanjangan waktu. 

Denmark kemudian membalas gol pembuka Bene menit ke-11 dalam perebutan tempat ketiga, tapi kali ini Hungaria menguasai perpanjangan waktu untuk meraih posisi ketiga.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus