Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan tidak ada ruang untuk kekerasan terhadap wasit dan perangkat pertandingan, sehingga yang melakukan hal tersebut akan dihukum setimpal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal itu disampaikan pelaksana tugas Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menanggapi dugaan pemukulan wasit yang terjadi di laga Liga 3 2018 zona Jawa Tengah antara Persitema Temanggung dan PSIP Pemalang di Stadion Bhumi Phala, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu, 6 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tak ada toleransi bagi semua tindakan di luar garis disiplin olahraga. Setiap pelanggaran tentu saja akan dihukum," ujar Joko, yang ditemui setelah membuka Piala Indonesia 2018 di Stadion Letjen H Soedirman, Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa malam, 8 Mei.
Namun, dia menegaskan, PSSI tetap mengikuti alur yang sudah ditetapkan terkait dengan pemberian sanksi kepada semua pihak yang terlibat.
Mengingat saat ini Liga 3 sedang menjalani putaran provinsi, PSSI menyerahkan keputusan kepada komisi disiplin (komdis) asosiasi Provinsi Jawa Tengah.
"Kami yakin komdis level asosiasi provinsi bisa melakukan tindakan tepat. Namun kami menunggu apakah kasus ini akan dilimpahkan ke komdis pusat. Nantikan saja hukuman yang diberikan seperti apa," kata Joko.
Adapun kekerasan dalam pertandingan Persitema lawan PSIP terjadi di menit-menit akhir pertandingan atau di menit tambahan babak kedua.
Berdasarkan rekaman laga yang dipublikasikan laman media sosial resmi PSIP, ketika itu, saat pertandingan masih berlangsung, asisten wasit didatangi oleh dua orang non-pemain. Salah satunya kemudian tampak melayangkan pukulan, yang membuat asisten wasit tergeletak.
Wasit tengah yang berlari ke arah rekannya untuk menolong justru mendapat tekanan dari beberapa orang yang berusaha memukul dan menendangnya.
Dia pun menyelamatkan diri ke dalam stadion dengan perlindungan personel Polri dan TNI.
Sementara itu, asisten wasit yang menjadi korban pemukulan bisa kembali berdiri dan dibawa ke dalam stadion oleh pihak pengamanan. Namun, dalam perjalanannya menuju tempat aman, dirinya tak lepas dari intimidasi beberapa orang yang diduga ofisial salah satu tim.