Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Indonesia menerima empat sanksi dari FIFA akibat pelanggaran yang terjadi dalam tiga pertandingan, yaitu saat melawan Australia, Bahrain, dan China. Sanksi pertama berupa peringatan karena timnas Indonesia terlambat memulai sepak mula pada pertandingan melawan Australia pada 10 September. Pelanggaran kedua terjadi saat melawan China pada 15 Oktober, di mana Indonesia kembali terlambat memulai pertandingan, sehingga dijatuhi denda sebesar Rp178 juta.
Pelanggaran ketiga dilakukan oleh manajer timnas, Sumardji, yang mendapat kartu merah ketika menghadapi Bahrain pada 10 Oktober. Atas pelanggaran ini, FIFA memberikan sanksi berupa denda Rp89 juta serta larangan mendampingi tim selama satu pertandingan.
Pelanggaran keempat melibatkan asisten pelatih Kim Jong Jin, yang dinilai melakukan perilaku buruk saat melawan Bahrain. Ia pun dijatuhi larangan mendampingi tim dalam empat pertandingan berikutnya dan denda Rp89 juta. Perlu diketahui, ini bukan pertama kalinya Timnas Indonesia menerima sanksi dari FIFA. Berikut adalah daftar sanksi yang pernah dijatuhkan kepada Timnas Indonesia.
Pembatalan menjadi tuan rumah Piala Dunia
Piala Dunia U-20 2023, yang rencananya digelar di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni, resmi dibatalkan oleh FIFA. Dalam rilis resmi di laman fifa.com, FIFA menjelaskan bahwa pembatalan ini terjadi “...due to current circumstances…,” yang merujuk pada situasi di Indonesia belakangan ini sehingga Indonesia dicoret sebagai tuan rumah.
Sebelumnya, penolakan sempat terjadi terkait keikutsertaan Israel sebagai peserta, yang memicu Gubernur Bali, Wayan Koster, untuk menolak pelaksanaan drawing group di Bali pada 31 Maret 2023. Penolakan juga datang dari berbagai elemen, termasuk ormas, partai politik, dan politisi. Akibatnya, FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah melalui siaran pers yang diunggah pada 29 Maret 2023.
Indonesia dicoret dari kualifikasi Piala Dunia 1958
Pada 1957, Indonesia menolak bertanding melawan Israel dalam kualifikasi Piala Dunia 1958 karena alasan politis. Berdasarkan laman itb-ad.ac.id, keputusan ini diambil agar Indonesia tidak kehilangan dukungan dari 14 negara Arab dalam upayanya memperjuangkan Papua Barat di Sidang Umum PBB tahun tersebut.
Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser, mendukung penuh keputusan ini. Ia bahkan mengirim pesan khusus kepada pemerintah Indonesia, menyarankan agar pertandingan tidak dilaksanakan, untuk menghindari kesan Indonesia kurang bersimpati terhadap negara-negara Arab yang menentang Israel.
Akibat keputusan ini, Komite Eksekutif FIFA mencoret Indonesia dari kualifikasi Piala Dunia 1958 dan menjatuhkan denda sebesar 5.000 franc karena melanggar Pasal 6 Peraturan FIFA.
Pembekuan PSSI
Pada 30 Mei 2015, FIFA menjatuhkan sanksi pembekuan terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) karena adanya intervensi dari pemerintah, yang melanggar pasal 13 dan 17 dalam Statuta FIFA. Sanksi ini muncul sebagai akibat dari konflik yang terjadi antara PSSI dan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Pada 17 April 2015, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, mengeluarkan Surat Keputusan yang membekukan PSSI, dengan alasan pemerintah perlu turun tangan untuk menangani perebutan kekuasaan di dalam organisasi sepak bola tersebut. Langkah intervensi dari Kemenpora ini membuat FIFA bersikap tegas dengan membekukan sepak bola Indonesia.
Sebelumnya, FIFA telah memberikan batas waktu hingga 29 Mei 2015 agar PSSI dan Kemenpora dapat menyelesaikan konflik mereka. Namun, karena tidak ada penyelesaian, FIFA akhirnya mengirimkan surat sanksi pada 30 Mei 2015, yang menyatakan bahwa PSSI melanggar Statuta FIFA, khususnya pasal 13 tentang Kewajiban Anggota, pasal 14 ayat 1 tentang Suspensi, dan pasal 17 tentang Kebebasan Anggota dan Turunannya.
Akibat dari pembekuan ini, Timnas Indonesia tidak diperbolehkan ikut serta dalam kompetisi sepak bola internasional, termasuk Kualifikasi Piala Dunia 2018 dan kualifikasi Piala Asia 2019. Meski demikian, FIFA memberikan dispensasi bagi Timnas Indonesia U-23 untuk tetap bisa berlaga di ajang SEA Games 2015 di Singapura.
SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | RENO EZA MAHENDRA | RYZAL CATUR ANANDA | ANTARA
Pilihan Editor: Mees Hilgers Sampaikan Permintaan Maaf Tak Bisa Bela Timnas Indonesia karena Cidera
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini