Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bukayo Saka berlutut di dekat titik putih dan menatap ke langit. Para pemain Timnas Inggris lainnya berlari menuju gawang untuk merayakannya bersama Trent Alexander-Arnold dan Jordan Pickford, dua pencetak gol penentu kemenangan tim dalam adu penalti melawan Swiss di perempat final Euro 2024, Sabtu, 7 Juli.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saka sempat sendirian menikmati kesuksesan timnya, ketika para pemain Inggris lain berselebrasi bersama. Malam itu, ia telah melakukan penebusan atas kegagalan pahit di Piala Eropa edisi sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di final Euro 2021, Inggris menghadapi Italia. Laga harus ditentukan lewat adu penalti. Bukayo Saka saat itu gagal mencetak gol dalam adu penalti yang berlangsung di Stadion Wembley.
Ia dan sesama pemain kulit hitam lainnya, Marcus Rashford dan Jadon Sancho, yang juga gagal dengan tendangan penalti, kemudian menerima pelecehan rasial yang mengerikan di media sosial.
Saka berusia 19 tahun pada saat itu. Ia merupakan pemain termuda dalam skuad Inggris yang terdiri dari berbagai etnis. Mereka sempat berhasil merebut hati bangsa yang gila sepak bola, sebelum kekalahan dari Italia di partai puncak.
Kini, tiga tahun kemudian, ada Saka lagi. Ia berperan besar saat Inggris menghadapi Swiss pada laga perempat final di Dusseldorf, Jerman. Ia membuat gol penyeimbang (1-1) pada menit ke-80. Saat adu penalti dilakukan, sebagai penendang ketiga, ia juga mencetak gol, membantu timnya menang 5-3.
Ia mungkin melakukan perjalanan panjang dan sepi dari lingkaran tengah ke titik penalti untuk melakukan tendangan ketiga itu. Kali ini, dia menemukan sudut bawah gawang, dan gol. Ia menangkupkan telinganya untuk merayakan keberhasilan menjebol gawang lawan.
Apakah dia merasakan tekanan? "Bagi saya, itu adalah sesuatu yang saya terima," kata Saka. "Anda bisa gagal sekali, tetapi Anda memiliki pilihan untuk menempatkan diri Anda di posisi itu atau tidak lagi.”
"Saya adalah orang yang akan menempatkan diri di posisi itu. Saya percaya pada diri. Dan ketika saya melihat bola masuk ke dalam gawang, saya merasa sangat bahagia."
Saka, yang kini bermain untuk Arsenal, mengatakan bahwa "sangat sulit" untuk bangkit kembali dari malam yang menentukan pada Juli 2021. Tetapi ia melakukannya, dengan tekad "menggunakannya untuk membuat saya lebih kuat."
Ia mengatakan bahwa ia tidak memikirkan kegagalannya di final itu ketika ia mengeksekusi penalti melawan Swiss. "Saya tidak akan fokus pada masa lalu," kata Saka.
"Itu sudah berlalu. Saya hanya bisa fokus pada saat ini dan mengeksekusi penalti. Saya tahu ada banyak orang yang gugup menyaksikannya, keluarga saya termasuk di antara penonton, namun saya tetap tenang dan mencetak gol."
Bukayo Saka sangat gembira bisa membantu Timnas Inggris lolos ke semifinal Euro 2024. Tapi, ia dan rekan-rekannya tak mua terlena. "Kami tahu masih ada dua pertandingan lagi sebelum kami dapat mengubah hidup kami dan membuat sejarah," katanya. "Kami fokus pada hal itu."
ESPN | REUTERS
Pilihan Editor: Rekap Hasil Perempat Final Euro 2024 dan Jadwal Semifinal