Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penggemar Liverpool mengucapkan selamat tinggal kepada Jurgen Klopp lewat lagu, mural, dan penghormatan lainnya, menjelang laga terakhir sang pelatih bersama The Reds. Pelatih asal Jerman berusia 56 tahun itu akan meninggalkan Anfield setelah sembilan musim membawa kejayaan untuk klub.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertandingan kandang melawan Wolverhampton Wanderers pada pekan terakhir Liga Inggris di Anfield, Minggu, 19 Mei 2024, akan menjadi laga perpisahan. Itu akan menjadi panggung terakhir Klopp berada di lapangan kebanggaan mereka di hadapan para penggemar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Minggu pukul 4 sore waktu setempat atau 22.00 WIB, para penggemar yang telah membeli tiket pertandingan akan memenuhi stadion. Tiket nonton dilaporkan telah terjual habis. Itu menjadi laga pertandingan ke-491 Klopp bersama The Reds.
Karena duel ini tidak lagi menentukan, Liverpool sudah dipastikan finis di urutan ketiga apa pun hasil pertandingan melawan Wolves hari ini, sorotan tertuju pada Klopp.
"Kami tidak akan pernah melihatnya lagi... Dia salah satu dari kami," kata John Pearman, pendiri majalah penggemar Liverpool "Red All Over The Land" yang menerbitkan edisi khusus Klopp.
Seseorang mengambil gambar mural Jurgen Klopp sebelum pertandingan terakhirnya sebagai manajer Liverpool, di Liverpool, Inggris, 16 Mei 2024. REUTERS/Carl Recine
Setelah memimpin The Reds meraih tujuh trofi, termasuk Liga Champions pada 2019, Liga Inggris pertama dalam tiga dekade pada 2020, Klopp pergi atas kemauannya sendiri. Dia pun telah mengumumkan rencananya ini sejak awal tahun lalu.
Klopp tidak hanya dinilai sukses berkat gelar yang dihadirkannya di Anfield. Para penggemar juga menyukai semangat dan kepribadiannya, seperti mengacungkan tinju di akhir pertandingan, berpelukan dengan para pemain, melakukan kegiatan amal, protes dengan marah atas keputusan wasit yang meragukannya, dan gaya sepak bola "gegenpress" yang agresif dan berenergi tinggi.
Kehadirannya membawa Liverpool kembali berjaya setelah berpuluh tahun dalam kondisi biasa-biasa saja. Pelatih asal Jerman itu dinilai berhasil memulihkan harga diri klub, semangatnya yang tak terhankan melampaui manajer Liga Premier lainnya.
"Menyaksikan Klopp dan begitu banyak pemain luar biasa yang dia kembangkan membuat saya jatuh cinta pada sepak bola, fakta bahwa dia akan pergi membuat semakin menyakitkan," kata Freddie Williams, penggemar berusia 15 tahun, menjelang laga terakhir melawan Wolves.
"Dia memberikan apa yang didambakan para penggemar selama 30 tahun terakhir, membawa Liverpool kembali ke puncak. Momen-momen yang dia ciptakan, tawa yang dia berikan kepada kami, serta kesuksesan besarnya telah membuatnya tidak tergantikan di LFC," kata dia menambahkan.
Di jalan-jalan dan juga kelab, para penggemar mengenang momen-momen favorit Klopp, di antaranya kebangkitan empat gol melawan Barcelona di semifinal Liga Champions 2019, kemenangan 7-0 atas Manchester United pada 2023, atau lompatan tinggi dia di lapangan setelah memenangkan pertandingan terakhir melawan rival, derby Everton pada 2018 yang kemudian dia meminta maaf karena tidak menghormati klub lawan.
REUTERS
Pilihan Editor: Jurgen Klopp Tinggalkan Liverpool dengan Tersenyum