TEMPO.CO, Solo - Runtuhnya mental para pemain Arema setelah tendangan penalti Dedik Setiawan pada menit ke 61 dapat ditepis kiper Teja Paku Alam, menjadi titik balik bagi pemain Sriwijaya untuk menguasai pertandingan hingga menit terakhir laga Piala Presiden 2018.
Hasilnya, Sriwijaya menumbangkan Arema dengan skor 3 - 1 pada babak perempat final Piala Presiden di Stadion Manahan Solo pada Ahad malam, 4 Februari 2018.
"Penalti (pertama) tidak masuk, itu yang membuat kami sedikit kacau," kata pelatih Arema, Joko Susilo, saat konferensi pers seusai pertandingan. Joko mengatakan, kualitas pemain Arema sebenarnya tidak kalah dengan Sriwijaya. "Tapi secara kematangan, memang harus ditingkatkan lagi. Terutama di mentalnya," kata Joko.
Baca:
Piala Presiden 2018: Tekuk Arema, Sriwijaya FC ke Semifinal
Pada babak kedua, wasit memberikan hadiah penalti untuk Arema sebanyak dua kali. Penalti pertama dijatuhkan setelah bek Sriwijaya Bio Paulin Pierre melakukan pelanggaran terhadap Dedik Setiawan di dalam kotak putih. Sayang, kesempatan emas itu terbuang.
Enam menit berselang, Bio Paulin membayar kesalahannya dengan menyumbang gol pertama untuk Sriwijaya. Dengan posturnya yang tinggi, pemain asal Kamerun itu mudah saja menyundul umpan lambung dari sepak pojok Adam Alis Setyano.
Memimpin pertandingan dengan skor 1 - 0 membuat para pemain Sriwijaya semakin percaya diri. Sorak sorai dari belasan ribu Aremania yang memadati tiga sisi tribun tidak mengendorkan permainan tempo cepat mereka. Hanya dalam waktu lima menit, Sriwijaya menambah skor jadi 2 - 0 berkat tendangan bebas Syahrian Abimanyu.
Setelah lesu karena tim kesayangannya kebobolan dua kali, Arema kembali bergelora setelah Ahmad Nur Hadianto membalas satu gol lewat tendangan penalti di menit-menit akhir babak kedua. Penalti kedua diberikan kepada Arema setelah Ahmad Alfarizi digulingkan bek Sriwijaya Alfin Tuasalamony.
Menurut pelatih Sriwijaya, Rahmad Darmawan, Arema bermain sangat kompak di babak pertama. "Mereka sangat disiplin menunggu kami melakukan kesalahan, melakukan tekanan di tengah, lalu cepat memberikan counter," kata Rahmad.
Namun, kedisplinan Arema mulai goyah di babak kedua setelah hadiah penalti pertama gagal dieksekusi dengan baik.
"Di situlah turning point kita untuk menguasai situasi dan keluar dari kesulitan. Kami mulai membuat beberapa peluang yang diefektifkan menjadi gol," kata Rahmad soal kesuksesan timnya di perempatfinal
Piala Presiden 2018.
DINDA LEO LISTY
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini