Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Transformasi Griezmann

Meski tak mencetak gol, Antoine Griezmann menjadi man of the match saat Prancis mengandaskan Maroko dengan skor 2-0 di babak semifinal Piala Dunia, kemarin dinihari. Beralih tugas dari penyerang menjadi gelandang. Dia disebut bisa menjalankan peran seperti Zinedine Zidane.

16 Desember 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemain Prancis Antoine Griezmann dan rekannya Olivier Giroud di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, 10 Desember 2022. REUTERS/Matthew Childs

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di tangan pelatih Didier Deschamps, Antoine Griezmann bertransformasi. Dari penyerang yang haus gol saat Prancis menyabet trofi Piala Dunia 2018 menjadi gelandang kreatif di Piala Dunia 2022. Kehadiran pemain kidal tersebut di lini tengah membuat Prancis tak merasa kehilangan duet gelandang andalan mereka, yakni Paul Pogba dan N'Golo Kante, yang mengalami cedera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gol pertama Prancis ke gawang Maroko diawali gerakan Griezmann di sayap kanan. Pemain berusia 31 tahun ini terbebas dari kawalan dengan memanfaatkan kesalahan bek lawan yang gagal menghalau bola. Kemudian Griezmann mengoper bola ke arah Kylian Mbappe. Bola muntah hasil tembakan Mbappe dikontrol dengan sempurna oleh Theo Hernandez, lalu menjadi gol saat pertandingan baru berjalan empat menit. Seperti saat mengalahkan Inggris di babak perempat final, Griezmann tak hanya mengobok-obok lini pertahanan lawan, tapi juga berkali-kali menghalau serangan Maroko di daerah pertahanan Prancis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ini merupakan peran baru bagi bintang Atletico Madrid tersebut. Pada Piala Dunia 2018, Griezmann bermain di lini depan. Prancis, yang kala itu juga ditangani pelatih Didier Deschamps, mengandalkan tiga penyerang. Mbappe di kiri, Olivier Giroud di tengah, dan Griezmann di kanan. Dalam turnamen tersebut, Griezmann mencetak tiga gol dalam perjalanan Les Bleus mengangkat trofi Piala Dunia 2018.

Antoine Griezmann (kiri) dan gelandang Maroko, Azzedine Ounahi, dalam pertandingan babak semifinal Piala Dunia 2022 di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, 14 Desember 2022. REUTERS/Peter Cziborra

Di Piala Dunia 2022, sang juara bertahan kehilangan banyak pemain akibat cedera. Di antaranya duet Pogba-Kante di lini tengah. Prancis masih punya banyak gelandang, tapi karakternya mirip-mirip, cenderung bertahan. Tidak ada gelandang serang. Ironis, karena Prancis selalu memiliki gelandang serang jempolan di setiap era, seperti Michel Platini pada 1980-an dan Zinedine Zidane pada 1990-an.

Deschamps, gelandang jangkar Prancis saat menjuarai Piala Dunia 1998, dengan jeli menunjuk Griezmann. Di lini tengah, dia bahu-membahu dengan Adrien Rabiot yang menjalankan fungsi box to box—menyerang hingga kotak penalti lawan dan bertahan sampai kotak penalti tim—serta Aurelien Tchouameni yang menjadi gelandang bertahan. Griezmann bertugas sebagai pengatur serangan.

Meski belum mencetak satu gol pun, Griezmann telah menciptakan banyak peluang dan merusak permainan lawan. "Dia suka bertahan sama seperti menyerang," kata Deschamps. "Tentu saja, tanggung jawab utamanya bukanlah memenangi perebutan bola.”

Walaupun tidak mendapat perintah merebut bola, Griezmann berulang kali mengagalkan serangan lawan. “Saya berusaha membantu tim sebanyak mungkin seperti biasa," kata dia.

Penampilannya yang all out saat bertahan tersebut menuai pujian. Paul Pogba, 29 tahun, menjulukinya sebagai "Griezmannkante". Sebab, Griezmann tak berhenti berlari mengejar bola di lini tengah, seperti gaya bermain N'golo Kante.

Untuk urusan menyerang, pujian untuk Griezmann lebih harum. “Dia memiliki perpaduan antara Zizou (Zidane) dan Platini,” kata Christophe Dugarry, yang bersama Deschamps dan Zidane menjuarai Piala Dunia 1998.

Catatan pertandingan membuktikan omongan tersebut. Griezmann menciptakan 21 peluang di Piala Dunia 2022, lebih banyak daripada pemain lainnya. Lionel Messi berada di bawahnya dengan 18 peluang. Saat melawan Maroko, Griezmann melakukan 48 sentuhan dengan 81 persen akurasi operan.

Penyerang legendaris Inggris, Alan Shearer, menyanjung keputusan Deschamps mengubah peran Griezmann. Sebaliknya, sang pemain menerima penugasan itu dengan sempurna. "Griezmann sangat pintar membaca permainan," kata Shearer. "Dia dan Tchouameni tampil luar biasa dalam pertahanan."

Didier Drogba, penyerang ikonik Pantai Gading dan Chelsea, ikut terpukau oleh penampilan Griezmann di lini tengah. "Mirip N'Golo Kante," kata Drogba. "Namun tetap bergerak seperti penyerang sejati."

Antoine Griezmann

Karier Klub Griezmann Suram

Penampilan kemilau bersama timnas Prancis seperti penebusan atas kesuraman karier Antoine Griezmann di level klub. Atletico Madrid hanya memainkannya kurang dari 30 menit di setiap pertandingan untuk menghindari klausul pembayaran dalam kontraknya.

Griezmann sejatinya merupakan pemain Barcelona. Dia dipinjamkan ke Atletico, klub lamanya, karena tidak mendapat tempat di Barca. Griezmann bergabung dengan Barcelona pada 2019. Namun lini depan klub Catalan itu sudah sesak oleh pemain bintang dunia.

"Griezmann gagal berfungsi di Barcelona karena berbagai alasan," kata Ramon Besa, jurnalis El Pais, koran terbitan Madrid. “Posisi Griezmann adalah yang ditempati Messi (sayap kanan). Dia juga bisa bermain di posisi Luis Suarez (penyerang tengah). Namun mereka menempatkannya di sisi kiri.”

Ketika kembali berseragam Atletico, performa Griezmann perlahan menanjak, meski dengan waktu bermain yang sangat terbatas. Atletico dikabarkan wajib membayar setara dengan Rp 668 miliar jika Griezmann bermain lebih dari 30 menit. Dengan waktu terbatas di 14 pertandingan La Liga Spanyol, dia berhasil menyarangkan lima gol dan empat assist.

Waktu bermain yang dianggap sebagai kelemahan ini bukan tak mungkin malah menjadi kekuatan Griezmann saat menghadapi Lionel Messi dan kawan-kawan dari Argentina dalam laga final Piala Dunia 2022, Ahad malam mendatang.

Dengan menjalani tujuh pertandingan dalam 28 hari di Qatar, paling singkat dibanding Piala Dunia lain, pemain pasti mengalami keletihan. Apalagi bagi mereka yang sebelumnya bermain hingga 20 kali di klub dan hanya punya jeda satu pekan sebelum Piala Dunia bergulir. Griezmann, yang cuma dimainkan kurang dari 30 menit di Atletico Madrid, tentu tidak memiliki masalah soal kebugaran. "Kami bisa membuat sejarah, tapi jalannya masih panjang, 90 menit atau lebih," ujar Griezmann.

DAFFA SIDQI (MAGANG) | REUTERS | FIFA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mohammad Reza Maulana

Mohammad Reza Maulana

Bergabung dengan Tempo sejak 2005 setelah lulus dari Hubungan Internasional FISIP UI. Saat ini memimpin desk Urban di Koran Tempo. Salah satu tulisan editorialnya di Koran Tempo meraih PWI Jaya Award 2019. Menikmati PlayStation di waktu senggang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus