Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

23 Tahun Reformasi: Puisi Tanpa Judul Karya Wawan, Korban Tragedi Semanggi I

Puisi tanpa judul karya Wawan, mahasiswa yang tewas dalam tragedi Semanggi I menjadi bagian kisah gerakan reformasi.

12 Mei 2021 | 14.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 12 Mei, 23 tahun lalu menjadi saat bersejarah bagi gerakan reformasi. Tonggak lain reformasi pada peristiwa tragedi Semanggi I yang yang menewaskan 17 warga sipil, salah satunya mahasiswa Bernardinus Realino Norma Irmawan atau Wawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sumarsih, ibu Wawan yang kemudian menjadi salah satu sosok pemrakarsa Aksi Kamisan mengenang puisi gubahan anaknya yang ia temukan dalam buku catatan Wawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sumarsih membagikan puisi yang belum sempat diberi judul oleh Wawan. Puisi tanpa judul karya Wawan yang kerap dibacakan di salah satu radio di untuk mengenang terjadinya tragedi Semanggi I dan II, serta 12 Mei untuk mengenang peristiwa tragedi Trisakti. Berikut puisi tanpa judul tersebut:

Apakah aku pejuang atau pahlawan reformasi,

Aku tak tahu, itu hanya ungkapan orang

Aku bosan dilecehkan, ketika aku berkata perjuangan

Seakanaku seorang pelawak

Aku bukan pelawak, aku hanya mencoba

Aku mencoba menuruti hati nurani

Aku berusaha untuk orang lain

Aku tak peduli akan balas budi

Aku hanya bisa berusaha agar semua orang bisa tersenyum

Aku hanya ingin orang bisa bebas

Aku hanya ingin mencintai

Terlalu besar yang aku korbankan,

Kuliah, jodoh dan kedamaian

Berbulan-bulan aku dicekam rasa takut,

Takut disiksa

Berbulan-bulan akulari dari hidup normal

Tapi perjuangan yang hampir selesaimusnah

Reformasi kini hanya kedok para penguasa

Aku masih ingin berjuang, tapi itu tak mungkin

Kiri kanankujurang, depan belakangkutembok

Aku sendiri, haruskah aku lari keluar seperti yang lain?

Belum, aku masih punya nyawa, dan itu pengorbananterakhirku

Aku ingin bebas, aku ingin menjadi manusia biasa

Tapi itu melawan nnuran

Manusia harus bbeba

Pejabat harus melayani bukan dilayani, menindas, memeras dan menyiksa

Aku harus menang

Aku dambakan reformasi dan demokrasi.


Wawan merupakan mahasiswa Universitas Atma Jaya Jakarta yang menjadi salah seorang korban Peristiwa Semanggi I, yang terjadi pada 13 November 1998. Mahasiswa yang aktif di Tim Relawan Kemanusiaan ini tewas tertembak saat menolong korban tertembak lainnya.

Tragedi Semanggi I merupakan kejadian penembakan brutal oleh aparat yang terjadi saat massa yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai universitas melakukan demonstrasi protes Sidang Istimewa DPR/MPR dan menolak Dwifungsi ABRI di kawasan Semanggi, serta tuntutan reformasi. Dari 17 korban tewas, empat mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang juga menjadi korban yaitu Teddy Mardani, Sigit Prasetya, Engkus Kusnadi dan Bernardus Realino Norma Irawan atau Wawan putra Sumarsih.

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus