Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - The Beatles, sebagai salah satu grup musik paling berpengaruh sepanjang masa, tak hanya meninggalkan warisan musik yang abadi, tetapi juga kisah hidup yang penuh drama, kreativitas, dan tragedi. Termasuk oleh salah satu pendirinya, John Lennon.
Beberapa film dokumenter dan fiksi telah mencoba mengangkat kisah tentang grup legendaris ini, terutama tentang John Lennon, vokalis dan penulis lagu utama yang menjadi ikon global.
Berikut adalah beberapa film yang menggali lebih dalam tentang perjalanan The Beatles, khususnya kehidupan John Lennon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Nowhere Boy
Nowhere Boy adalah salah satu dari sedikit film yang menggambarkan kehidupan awal John Lennon sebelum menjadi bagian dari The Beatles. Film ini diceritakan melalui perspektif Lennon muda, yang diperankan oleh Aaron Taylor-Johnson. Berdasarkan buku yang ditulis oleh saudara tiri Lennon, film ini menampilkan perjuangan Lennon muda dengan masalah keluarga, pengusiran dari sekolah, serta pertemuannya dengan Paul McCartney dan George Harrison yang membentuk band pertama mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Screenrant.com, di antara banyak film yang terinspirasi oleh The Beatles, Nowhere Boy menonjol karena mencoba menggambarkan awal mula terbentuknya band legendaris ini. Taylor-Johnson berhasil memerankan Lennon muda dengan kemiripan yang mencolok.
2. Across The Universe
Di tengah popularitas film musikal jukebox dalam 15 tahun terakhir, Across the Universe hadir dengan lebih sedikit perhatian dibandingkan yang diharapkan, meskipun ada dua film Mamma Mia yang sukses. Disutradarai oleh Julie Taymor, sutradara Broadway terkenal, film ini mencoba menceritakan kisah era The Beatles lewat musik mereka, seolah band tersebut tidak pernah ada. Meskipun film ini agak tidak konsisten, beberapa versi lagu Beatles yang menarik, penampilan hebat dari Jim Sturgess dan Evan Rachel Wood, serta banyak referensi untuk penggemar Beatles, membuatnya layak ditonton. Selain itu, film ini juga menampilkan penampilan tamu dari Bono dan Joe Cocker.
3. Let It Be
Dokumenter Let It Be tidak secara resmi dirilis sejak awal 1980-an, meskipun banyak salinan bootleg yang tersedia, yang diambil dari versi VHS dan laserdisc yang dirilis pada awal era video rumahan. Film ini tidak pernah dirilis dalam format DVD, Blu-Ray, atau melalui streaming. Setelah bubarnya The Beatles dan para anggotanya menempuh jalannya masing-masing, dokumenter ini menjadi langka. Untuk mengenalkan kembali The Beatles kepada generasi muda, Let It Be kini telah direstorasi. Versi restorasi dari film 1970 ini akan segera tersedia di Disney+, layanan yang sama yang menayangkan The Beatles: Get Back, seri dokumenter Peter Jackson 2021 yang menyertakan adegan tambahan dari film asli.
4. The Beatles: Eight Day A Week - The Touring Years
Penggemar The Beatles dapat merasakan kembali kenangan bersama band legendaris asal Inggris ini melalui film dokumenter The Beatles: Eight Days a Week - The Touring Years, yang telah tersedia di Klik Film. Dokumenter ini dengan jelas mengisahkan perjalanan karier The Beatles selama tahun-tahun tur mereka dari 1962 hingga 1966, menampilkan penampilan mereka mulai dari Cavern Club di Liverpool hingga konser terakhir di San Francisco pada 1966. The Beatles: Eight Days a Week - The Touring Years membawa penonton kembali ke masa kejayaan band ini, menggambarkan betapa gila antusiasme remaja di era 60-an, dan betapa pantasnya The Beatles meraih kesuksesan besar berkat bakat luar biasa mereka.
5. The U.S. vs. John Lennon
Dokumenter ini menggambarkan perjalanan John Lennon selama periode 1966-1976, yang memperlihatkan transformasinya dari seorang musisi yang dicintai menjadi aktivis antiperang serta ikon perdamaian dunia.
Menurut Wildeslaw.com, The US vs. John Lennon juga mengungkap kisah upaya Pemerintah AS untuk membungkamnya. Film ini menunjukkan bahwa peristiwa tersebut bukan hanya bagian dari sejarah yang terisolasi, melainkan isu dan perjuangan yang tetap memiliki relevansi hingga masa kini.
Michelle Gabriela berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: