Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Surabaya – Sebanyak 724 penari Remo cilik menyemarakkan puncak peringatan Hari Jadi Kota Surabaya, Rabu, 31 Mei 2017. Jumlah penari itu sesuai dengan usia Kota Pahlawan yang memasuki 724 tahun.
Pergantian sesi acara upacara ditandai dengan tabuhan gamelan khas kesenian ludruk. Tak ketinggalan penampilan 22 pelajar Papua yang membawakan Tari Tumbelo. Mereka diterbangkan langsung dari SMPN 5 Manokwari.
Baca: Ada Festival Rujak Uleg di Hari Jadi Surabaya, Mau?
Menambah nuansa khas Suroboyoan, para pegawai Pemerintah Kota Surabaya pun mengenakan baju Cak dan Ning Suroboyo, mulai lurah sampai para pegawai. Adapun Wali Kota Tri Rismaharini mengenakan kebaya merah marun dengan dibalut kerudung merah dan bawahan merah.
Risma menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman semua pihak, termasuk masyarakat, karena telah membuat Surabaya menjadi kota yang berkarakter, berwawasan global, dan berkonsep ekologi. “Surabaya sudah ada di peta dunia,” katanya di Taman Surya.
Perempuan 55 tahun itu menyebut beberapa capaian perkembangan Kota Pahlawan di berbagai sektor. Salah satunya ialah upaya perbaikan kualitas lingkungan hidup di Surabaya. Jumlah luasan terbuka hijau kini mencapai 7.267 hektare. “Termasuk hutan kota seluas 45 hektar dan pembangunan 372 taman kota yang tersebar di Surabaya,” ucapnya.
Simak: Surabaya Raih Wahana Tata Nugraha 2016
Selain itu, pemkot telah membenahi sejumlah infrastruktur seperti pembangunan frontage road pada dua sisi Jalan Ahmad Yani. Lalu, penanggulangan banjir dengan membangun 30 embung sehingga menurunkan luasan banjir 50 persen dan lama genangan turun lebih dari 40 persen dibandingkan 2010.
Keberadaan jalan baru, kata Risma, telah meningkatkan indeks harga properti residensial secara eksponensial mulai triwulan ketiga 2012 dan kini mencapai 315,42 di atas kota-kota besar di Indonesia. “Pembangunan jalan baru ini diharapkan menjadi keunggulan nyata Surabaya sebagai pintu gerbang perekonomian Jawa Timur dan kawasan Indonesia Timur,” tutur dia.
Fokus pembenahan pada sumber daya manusia (SDM) juga disebut wali kota perempuan pertama di Surabaya itu. Sumber Daya Manusia (SDM) Surabaya diklaim terus meningkat jika ditilik dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Lihat: PBB Sebut Surabaya Kota Inspirasi Dunia
“Shortfall (harapan hidup, melek huruf dan daya beli) mencapai 80,38. SDM Surabaya harus lebih baik dan bersaing melalui kualitas pendidikan yang unggul diiringi kerja keras dan disiplin,” tuturnya.
Sebelum memulai upacara, Ketua DPRD Surabaya Armuji membacakan sejarah singkat Kota Pahlawan. Berikutnya, seremoni dibuka dengan memberikan penghargaan kepada masyarakat Surabaya dan instansi yang berprestasi.
ARTIKA RACHMI FARMITA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini