Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Gelar Pameran Tunggal Memorabilia di Bandung, Nasirun Pamerkan Karya dari Barang Antik

Perupa asal Cilacap, Nasirun menggelar pameran tunggal benda-benda antik yang dibalut dengan karyanya.

22 Maret 2025 | 13.07 WIB

Seniman Nasirun menggelar pameran tunggal "Memorabilia" di Galeri Orbital Dago Bandung, 19 Maret - 27 April 2025. Anwar SIswadi
Perbesar
Seniman Nasirun menggelar pameran tunggal "Memorabilia" di Galeri Orbital Dago Bandung, 19 Maret - 27 April 2025. Anwar SIswadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Seniman Nasirun menggelar pameran tunggal berjudul Memorabilia di Galeri Orbital Dago Bandung sejak 19 Maret hingga 27 April 2025. Kekaryaan yang dipamerkan melekat pada benda-benda antik koleksinya berupa gambar maupun lukisan. “Sehingga menjadi makna yang berbeda atau tafsir baru,” kata kurator Rifky Effendy, Rabu, 19 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pilihan Editor: Lukisan Tikus dalam Burung Garuda Diturunkan, Sebelumnya Pameran Lukisan Yos Suprapto Dibatalkan

Pameran Tunggal Koleksi Benda-benda Antik Nasirun

Di ruang galeri, pengunjung bisa mengenali benda-benda antik yang dibalut karya Nasirun. Misalnya parutan, stempel, kartu undangan, cermin, tongkat kayu, payung, sampul compact disc (CD), karpet, tatakan gelas bir, peci, dan yang tergolong langka seperti blawong atau penyangga keris. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Memorabilia menurut Rifky adalah istilah umum yang merujuk kepada suatu atau beberapa benda yang dapat mengingatkan orang pada suatu peristiwa. Nasirun yang akan genap berusia 60 tahun pada 1 Oktober 2025, sejak lama gemar mengoleksi aneka benda. Hobi perupa kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, itu muncul setelah lulus dari sekolah menengah seni rupa lalu bergiat menjadi pengrajin batik di Yogyakarta. 

Lewat pameran tunggal "Memorabilia" Nasirun berharap para pengrajin terus semangat berkarya. Anwar Siswadi

Blawong misalnya ada yang dilukis bagian permukaannya sesuai ukiran aslinya dengan warna-warna kuat dan cerah disertai motif tambahan di sela pola utamanya. Sementara pada stempel yang dibiarkan apa adanya, dilatari balok kayu yang dilukis dan diukir. Stempel koleksinya kebanyakan dari rumah-rumah di Kota Gede , bekas kolonial, atau rumah para pengusaha masa lalu. Menurut Nasirun , stempel-stempel itu punya kaitan dengan riwayat dan sejarah orang tua atau pendahulu mereka.

Kegiatan berburu dan mengoleksi benda-benda kenangan tersebut, secara tidak sengaja membawa Nasirun kepada pengoleksian karya-karya para maestro yang sangat bernilai dan langka. Misalnya karya – karya kelompok Sanggar Bambu yang diberangus oleh pemerintah Orde Baru. Dia juga mengoleksi arsip berupa surat-surat lama pelukis maestro Affandi yang isinya menceritakan pertemuan-pertemuannya dengan para seniman seangkatan.

Mendaur Ulang Fisik dan Fungsi Koleksinya

Menurut Rifky, kekaryaan Nasirun pada benda-benda antik koleksinya seperti mendaur ulang fisik dan fungsinya. “Saat ini mungkin disebut up-cycle yang menambah tafsir dan mengubah makna kepada benda-benda fungsional menjadi simbolik,” ujarnya. Jalan seni Nasirun berakar pada nilai – nilai tradisi Jawa Kagunan atau yang mempunyai nilai kegunaan. 

Karya gambar, lukisan, ukiran buatan Nasirun melekat dan berpadu pada barang-barang antik koleksinya. Anwar Siswadi

Berasal dari keluarga petani, Nasirun dikenal luas dengan gaya khasnya yang memadukan unsur budaya Jawa, spiritualitas, dan ekspresi yang kuat dalam karya-karyanya. Karyanya banyak terinspirasi dari wayang, mitologi Jawa, serta simbol-simbol mistik dan spiritual. Dia juga menggunakan elemen khas seperti tokoh pewayangan, aksara Jawa, motif batik, kaligrafi, dan abstrak ekspresionis.

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Seni Rupa untuk mendalami kriya batik, Nasirun melanjutkan kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada 1993. Sambil kuliah ia bekerja dengan membuat batik sebelum dikenal sebagai pelukis. Beberapa pameran tunggal sebelumnya seperti di Yogyakarta pada 1993, Galeri Nasional Indonesia di Jakarta (1999), Nadi Gallery di Jakarta (2002), Sangkring Art Space (2009). 

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus