Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA - Ritme merupakan nama lain dari irama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Istilah ritme umumnya muncul dalam pembahasan yang berkaitan dengan seni suara atau musik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford, kata ritme secara etimologi berasal dari bahasa Latin klasik (rhythmus), bahasa Prancis abad pertengahan (rithme, rhythme, rythme, atau rhythm), bahasa Yunani (rythmos), bahasa Belanda (rhythme), serta bahasa Spanyol dan bahasa Italia (ritmo). Lantas, apa itu ritme?
Pengertian Ritme
Dalam teori musik, melansir sim.stkippgritrenggalek.ac.id, ritme adalah pola pengulangan suara dan keheningan dalam rangka waktu tertentu. Ritme juga didefinisikan sebagai rangkaian gerak beraturan yang menjadi unsur dasar musik serta terbentuk dari pengulangan bunyi, pergantian tekanan kata-kata dalam syair lagu, atau panjang-pendek kata dalam lagu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian, mengacu pada repository.uksw.edu, pengertian ritme secara sederhana adalah pengulangan bunyi-bunyian berdasarkan pola tertentu dalam sebuah lagu. Ritme dapat menentukan karakteristik setiap karya musik, baik sebagian maupun menyeluruh.
Senada dengan hal itu, menurut situs eprints.uny.ac.id, ritme merupakan rangkaian gerak yang beraturan dan menjadi unsur dasar musik. Ritme atau irama terbentuk dari panjang pendeknya sekelompok bunyi dalam waktu tertentu, sehingga membentuk pola irama dan bergerak menurut rangkaian dalam setiap ayunan birama.
Fungsi Ritme
Berdasarkan digilib-iakntoraja.ac.id, ritme dalam musik mempunyaii beberapa fungsi, di antaranya:
- Pengontrol gerakan musik dalam waktu teratur dari panjang pendeknya not.
- Menciptakan energi dan gerakan dalam musik.
- Memberikan momentum dan dinamika.
- Menggerakkan musik dan menciptakan sensasi yang mengasyikkan bagi pendengar.
- Menyampaikan ekspresi dan emosi dalam musik.
- Ritme yang cepat dan energik kerap kali menghasilkan perasaan gembira.
- Ritme yang lambat dan tenang dapat menimbulkan suasana yang romantis atau lebih introspektif.
Unsur-Unsur Ritme
Adapun ritme memiliki beberapa elemen, meliputi:
1. Tempo
Tempo dalam musik mengacu pada kecepatan relatif atau laju dari ritme. Secara harfiah, tempo adalah indikator seberapa cepat atau lambat sebuah karya musik dapat ditampilkan. Tempo digambarkan menggunakan tiga metode, yaitu ketukan per menit (KPM), dengan istilah musik Italia (seperti largo, andante, dan allegro), atau bahasa kontemporer (cepat dan sedang).
2. Tanda Birama (Meter)
Tanda birama merupakan simbol yang digunakan untuk menunjukkan jumlah ketukan yang terdapat dalam sebuah birama. Menurut teori musik barat, terdapat tiga jenis pengukur tanda birama, yaitu pengukur ganda (ketukan muncul dua kali dalam satu birama), pengukur tiga (muncul tiga kali), dan pengukur empat.
3. Ketukan (Beat)
Ketukan adalah unsur ritme yang membantu mengatur pola ketukan dan memberikan arah dalam interpretasi musik. Ketukan kuat (downbeat) mempunyai penekanan yang lebih besar dalam sebuah birama, yang biasanya dibunyikan dengan vokal “ta”. Sementara ketukan lemah (upbeat) terjadi di antara ketukan kuat dalam sebuah birama, biasanya dibunyikan dengan vokal “ti”.
4. Sinkopasi
Sinkopasi merupakan fenomena ritme yang tersebar luas serta ditemukan di banyak gaya dan budaya musik. Sinkopasi ditandai dengan adanya pergeseran dari ketukan lemah ke ketukan kuat, atau sebaliknya, sehingga menghindari kesan monoton dan memberikan dimensi lebih dalam kepada ritme.
5. Aksen
Akses mengacu pada istilah penekanan yang diberikan pada suatu nada, akord, atau ketukan dalam sebuah komposisi musik. Aksen dalam musik mempunyai beberapa manfaat, salah satunya adalah memberikan struktur ritmis yang jelas. Aksen yang dapat dituliskan dengan tanda lebih besar (>) dapat mengarahkan dinamika sebuah karya.
Jenis-Jenis Ritme
Mengutip laman Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIMPKB), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), terdapat enam macam ritme, yaitu:
- Ritme ritmis: tekanan tidak terikat pada ketukan, misalnya permainan suling dalam gendhing Jawa.
- Ritme metris: tekanan yang sama dengan ketukan.
- Ritme singkup: tekanan dengan ketukan cepat, misalnya permainan gambang pada ansambel Calung Banyumasan.
- Ritme poliponi: penggabungan dari berbagai jenis ritme, misalnya hadrah.
- Ritme resultan: penggabungan dua ritme, misalnya permainan gender Jawa.
- Ritme rhapsodik: ritme bebas tetapi tersusun rapi, misalnya gamelan kebyar di Bali.
Cara Menentukan Ritme
Menurut pendekatan Kodaly, langkah-langkah umum dalam menentukan ritme, di antaranya:
- Mendengarkan dan memahami pola ritme yang dihadapi.
- Melakukan imitasi atau mempraktikkan dengan cara meniru ritme yang telah didengarkan.
- Visualisasikan dengan menggunakan notasi ritme yang sederhana.
- Gunakan gerakan tubuh untuk membantu merasakan pola irama.
- Lakukan latihan berulang untuk memperkuat koneksi antara pendengaran, perasaan, dan eksekusi ritme yang tepat.
- Menerapkan ritme dalam konteks musikal, seperti lagu atau komposisi musik.
Contoh Alat Musik Ritmis
Adapun beberapa contoh alat musik ritmis sebagai berikut:
- Tamborin.
- Waditra kendang.
- Gong.
- Kenceng.
- Oncer (cempreng atau rencek).
- Dog-dig.
- Terbang.
- Tifa.
- Bongo.
- Timpani.
- Tam-tam.
- Bedug.
- Genjring.